Jogja
Minggu, 22 Mei 2016 - 02:20 WIB

PASAR TRADISIONAL BANTUL : Selamatkan Peternak & Pengusaha Lokal, Daging Impor Dilarang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang daging sapi di Pasar Gede melayani pembeli, Senin (13/9/2015). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Bantul dibebaskan dari daging impor

Harianjogja.com, BANTUL– Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sulistyanta mengatakan pelarangan peredaran daging impor ke pasar tradisional kata Sulistyanta untuk menyelamatkan peternak dan pengusaha daging sapi lokal.

Advertisement

Beredarnya daging impor di pasar tradisional dapat menjatuhkan harga jual daging lokal. Pemerintah kata dia berharap, kenaikan permintaan daging saat puasa dan Lebaran dapat dinikmati peternak dan pengusaha sapi lokal.

Ditambahkannya, pengawasan beredarnya daging impor ke pasar tradisional dilakukan dengan pemantauan ke pasar tradisional maupun mengamati arus distribusi barang. Menurut Sulistyanta, tidak sulit membedakan mana daging impor dan daging sapi lokal.

“Soal rasa, daging lokal jauh lebih enak. Dari tampilan juga berbeda. Daging impor harus ditempatkan di pendingin supaya awet. Kalau daging lokal kan segar cukup digantung,” imbuhnya. Apabila ditemui adanya peredaran daging impor di pasar tradisional, Disperindagkop akan melaporkan masalah ini  ke instansi terkait baik aparat keamanan maupun Pemerintah Pusat.

Advertisement

Terpisah, Ketua Paguyuban Pengusaha Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) Pleret, Bantul Ilham Akhmadi mengatakan, pasar modern memiliki segmentasi pasar masing-masing, demikian pula pasar tradisonal. Ia mengaku tak khawatir bila peredaran daging impor dibatasi hanya ke pasar modern, industri hotel dan kuliner.

“Yang penting jangan sampai daging impor masuk ke pasar becek [pasar tradisional],” jelas Ilham Akhmadi.

Dia menambahkan, saat ini produksi daging sapi lokal sudah cukup memenuhi kebutuhan warga Bantul. Di Segoroyoso, dalam sehari disembelih 40 ekor sapi. Satu ekor sapi menghasilkan 100 kilogram daging sapi. Artinya dalam sehari, wilayah ini mampu memproduksi empat ton daging sapi.

Advertisement

“Dari jumlah itu yang diedarkan ke Bantul hanya sekitar 25%, lainnya disebar ke wilayah DIY seperti Sleman, Kota dan Gunungkidul,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif