Jogja
Jumat, 20 Mei 2016 - 08:55 WIB

KEBAKARAN PASAR BENDUNGAN : Pedagang Ingin Keringanan Angsuran Kredit, Tapi ..

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa pedagang Pasar Bendungan sudah mulai berjualan kembali di lokasi sebelumnya, Kamis(19/5/2016). Para pedagang mengaku belum mendapatkan kepastian akan penangguhan angsuran yang diajukan ke bank dan minimnya perhatian pemerintah akan hal tersebut. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Pedagang Pasar Bendungan Minta Penangguhan Angsuran

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pedagang korban kebakaran Pasar Bendungan, Wates mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo atas permasalahan pembayaran pinjaman paska-musibah yang dialami. Hingga kini, pedagang belum mendapatkan kepastian untuk keringanan angsuran pinjaman kepada bank.

Advertisement

Suprat, salah satu pedagang barang pecah belah mengatakan sejumlah pedagang masih bingung memikirkan angsuran pinjaman banknya masing-masing. Ia sendiri sudah datang langsung ke bank terkait untuk menyampaikan keberatannya tersebut.

“Semua pedagang sudah datang langsung ke banknya masing-masing tapi sampai saat ini belum ada kepastian,”ujarnya saat ditemui di Pasar Bendungan, Kamis (19/5/2016).

Sebagai jawaban, pihak bank sendiri sudah menawarkan alternatif untuk memperpanjang masa pinjaman tersebut untuk lebih meringankan. Suprat sendiri mengaku masih memiliki kewajiban mengangsur selama satu tahun dan ditawarkan untuk diberikan waktu hingga dua tahun.

Advertisement

Namun, ia merasa hal tersebut tetap memberatkan terlebih dengan pertimbangan bunga pinjaman yang harus terus ditanggung. Secara pribadi, ia menginginkan adanya penangguhan pembayaran angsuran selama beberapa bulan sampai kondisi membaik. Sampai saat ini, pihak bank belum memberikan solusi atas permasalahan tersebut kepada Suprat dan rekan-rekannya.

Adapun, ia berharap pemerintah mengkomunikasikan permasalahan ini dengan pihak bank. Suprat mengatakan hampir semua pedagang menginginkan penangguhan. Minimal, pembayaran pinjaman baru bisa dilakukan setelah Idul Fitri. Menurutnya, momen Idul Fitri menjadi kesempatan agar perdagangan kembali membaik.

Sementara itu, Zainal, salah satu pedagang kelontong mengaku tidak memiliki pinjaman apapun kepada bank. Meski demikian, ia mengatakan sulit untuk mendapatkan pinjaman guna memiliki usahanya kembali. Sejauh ini, ia baru mengajukan pinjaman kepada kerabat dan kenalan untuk mengisi kembali tokonya. Ia mengaku berharap adanya kebijakan pinjaman yang memudahkan untuk melanjutkan usahanya.

Advertisement

Ia sendiri baru mampu mengisi tokonya dengan modal sekitar Rp15juta sampai saat ini. Padahal, barang dagangannya mencapai nominal Rp80juta ketika kebakaran terjadi. Selain itu, karena lemahnya permodalan yang dimiliki para pedagang saat ini, sales-sales yang datang juga hanya mencapai 30% dari biasanya.

“Biasanya ada sales sabun dan kosmetik tapi sekarang hanya kulakan makanan ringan,”ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif