Soloraya
Kamis, 19 Mei 2016 - 23:40 WIB

PERTANIAN KLATEN : 26.000 Ha Sawah Diusulkan Ikut Asuransi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi membajak sawah menjelang musim tanam padi. (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Pertanian Klaten, Pemkab mengusulkan 26.000 Ha sawah ikut AUTP.

Solopos.com, KLATEN–Sebanyak 26.000 hektare (ha) sawah di Klaten diusulkan menjadi peserta asuransi usaha tani padi (AUTP) pada musim tanam (MT) April-September 2016. Sementara itu, pembiayaan premi AUTP di Desa Sentono, Karangdowo disokong dari pendapatan asli desa.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan sesuai target awal pada MT periode April-September atau MT II, sebanyak 30.500 ha sawah diusulkan mendapatkan jaminan melalui AUTP. Lantaran kuota terbatas, tak seluruh lahan pertanian diikutkan asuransi. “Mungkin kuota dari pusat tidak cukup, akhirnya kami usulkan untuk 26.000 ha dulu,” kata Wahyu saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (19/5/2016).

Wahyu mengatakan kepastian program AUTP masih dalam proses administrasi di PT. Jasindo selaku pelaksana penjamin AUTP. “Saat ini masih proses administrasi. Kami masih menunggu dari PT. Jasindo berapa lahan pertanian di Klaten yang akhirnya mendapat jaminan,” ungkap dia.

Program AUTP digulirkan sejak 2015 lalu guna memberikan jaminan kepada para petani ketika sawah mereka rusak terserang hama atau peristiwa bencana. Dalam program itu, pemerintah memberikan subsidi pembiayaan premi asuransi yang dibayarkan untuk satu musim tanam. Melalui subsidi tersebut, besaran premi yang ditanggung petani yakni Rp36.000/ha dari total biaya Rp180.000/ha.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Sentono, Karangdowo, Mulyono, mengatakan di wilayahnya luas lahan pertanian ditanami padi mencapai 84 ha. Dia mengatakan di Sentono ada dua kelompok tani dengan jumlah total petani mencapai 329 orang.

Mulyono mengatakan guna membantu petani di wilayahnya, pemerintah desa memberikan subsidi pembayaran premi AUTP untuk 50 ha lahan pertanian. Subsidi itu berasal dari pendapatan asli desa setempat. “Kami alokasikan dari pendapatan asli desa untuk 50 ha. Dananya ya untuk setiap hektare dialokasikan Rp36.000. Kalau nanti ternyata ada kekurangan, ya para petani tinggal menambahi,” urai dia.

Mulyono mengatakan pada MT I sejumlah petani di wilayahnya mengikuti program AUTP. Ia tak menampik program tersebut cukup memberikan jaminan para petani jika lahan pertanian mereka terserang hama atau terkena bencana. “Pada musim tanam kemarin ada beberapa lahan pertanian yang diikutkan program AUTP di wilayah kami menerima klaim karena lahan pertanian rusak terkena banjir,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif