SOLOPOS.COM - Setya Novanto (kiri) dan Ade Komarudin. (JIBI/Antara)
Munaslub Golkar telah memilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum baru. Dampaknya, pimpinan fraksi Golkar di DPR segera dibongkar.
Solopos.com, JAKARTA — Setelah dilantik sebagai ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto berencana untuk melakukan perombakan fraksi Partai Golkar di DPR. Perombakan tersebut juga akan mencakup pemilihan ketua fraksi yang akan menggantikan dirinya.
Setya Novanto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua Fraksi dan memilih fokus mengurus partainya dengan membuat program 100 hari kerja, yakni konsolidasi total dari pusat hingga ke tingkat daerah. Selain itu, Novanto juga mengatakan akan membuat kerja sama dengan pemerintah.
“Tujuh program besar sapta krida. Saya buat dalam jangka 3 tahun termasuk untuk pilkada dan pileg, saya mulai dari fraksi dulu,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Kamis (19/5/2016).
Terkait perombakan fraksi, ada dua nama besar yang digadang-gadang akan menggantikan Novanto di kursi ketua fraksi, yakni Roem Kono dan Azis Syamsuddin.
“Saya dalam memilih ketua fraksi ini harus yang nafasnya sama dengan visi misi dan arahan-arahan dan dapat menjalankan program dari pemerintah yang sangat besar serta bisa bekerja sama dengan fraksi-fraksi lainnya. Jadi mereka juga harus tenang, cool, tetapi harus kerja nyata juga,”
Meski sudah ada nama yang digadang-gadang, Setya Novanto memilih untuk tidak menyebut nama-nama tersebut. Dia mengatakan baru akan melakukan pelantikan lebih dulu sambil mengevaluasi nama-nama calon ketua fraksi.
“Karena fraksi ini adalah kepanjangan partai di mana pedoman mengenai partai harus diwujudkan untuk misi legislasi. Karena partai golkar mengusung visi negara kesejahteraan 2045 ini adalah wujud nyata dukungan ke pemerintah,” tandasnya.
Sementara itu, mendengar namanya disebut-sebut sebagai calon ketua fraksi, Azis mengaku dirinya telah siap untuk mengemban amanat tersebut. “Bismillah, siap,” ujarnya.
Kendati demikian, meski akan melakukan perombakan fraksi, Novanto menuturkan telah menjamin posisi Ade Komaruddin. Demikian pula para loyalis Ade seperti Bambang Soesatyo dan Firman Soebagyo di kursi pimpinan DPR dan pimpinan komisi.