News
Rabu, 18 Mei 2016 - 17:32 WIB

PEMBUNUHAN TANGERANG : SMS "Kencan" Eno ke ABG Pembunuhnya: Pintu Pagar Ga Dikunci!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/vo2.co.nz)

Pembunuhan Tangerang dengan korban Eno Fariha diawali SMS-an korban dengan salah satu tersangka yang masih ABG.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerkosaan dan pembunuhan keji terhadap Eno Fariha, 18, karyawati pabrik PT PGM di mess pabrik, di Desa Jatimulya, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, diawali komunikasi via SMS dengan RAL, tersangka yang masih berusia 15 tahun.

Advertisement

Janji pertemuan antara Eno dengan tersangka RAL mengantarkan gadis asal Serang, Banten, itu menemui ajalnya di malam jahanam. “Awalnya, ini ketika korban janjian dengan tersangka RAL, [untuk] bertemu di mess korban pada Kamis [12/5/2016] malam,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso, Rabu (18/5/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Eko mengungkapkan tersangka RAL baru kenal dengan korban selama sekitar satu bulan. Awalnya, mereka bertemu di depan mess saat korban pulang kerja dan dilanjutkan saling bertukar nomor handphone. “Sejak saat itu, mereka sering bekomunikasi via SMS. Eno juga waktu itu baru putus sama pacarnya yang bernama Iwa,” imbuh Eko.

Sementara itu, Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen membeberkan percakapan korban dengan tersangka RAL di malam sebelum terjadi pembunuhan sadis itu. “Tersangka RAL pada Kamis [12/5/2016] siang itu dia baru selesai mengikuti Ujian Akhir Nasional [UAN]. Lalu dia SMS-an dengan korban,” ujar Handik.

Advertisement

Percakapan via SMS itu dimulai oleh tersangka RAL yang menanyakan apakah Eno ada acara di malam Jumat atau tidak.
“Tersangka RAL siangnya SMS korban ‘Teh, nanti malam ada acara gak?’ Kemudian dijawab oleh korban ‘Emang kenapa kalo gak ada acara?’,” imbuhnya.

Bak gayung bersambut, RAL kemudian merespons cepat kesempatan itu dengan mengirimkan pesan berbunyi “kalo enggak ada acara kita ketemuan”. “Di mana maunya?” balas Eno kepada RAL seperti dituturkan kembali oleh Handik.

RAL kemudian menjawab Eno untuk bertemu di mess korban. “Kemudian korban membalas lagi ’emang enggak takut nanti ketahuan sama temen mess yang lain’, dan dijawab RAL ‘yaah itu mah gampang, nanti aja dipikirkinnya’,” kata Handik lagi.

Advertisement

Eno pun membalas untuk terakhir kalinya dengan kata-kata “nanti pintu pager gak dikunci”. SMS itu kemudian dibalas lagi untuk kali terakhir oleh RAL dengan kata-kata “OK. Bye.”

Tapi siapa sangka, undangan Eno itu justru mengantarkannya ke kematian. Setelah keduanya bertemu dan sempat bercumbu, RAL membawa 2 tersangka lainnya yang kemudian menyiksa dan membunuhnya secara keji.

Tak ada yang menyangka pula bahwa RAL berani melakukan pembunuhan sadis terhadap Eno bersama 2 orang itu. Padahal, siswa sekolah menengah pertama (SMP) itu dikenal sebagai anak yang berprestasi. “RAL ini sebenarnya anaknya pintar, dia selalu ranking 1, 5 besarlah di sekolahnya,” ujar Handik.

Menurut Handik, tersangka pernah dimasukan ke pesantren di Mauk, Tangerang, oleh orangtuanya karena bandel. “Dia sempat dimasukin ke pesantren sama bapaknya karena anaknya bandel. Pesantren dia di Mauk selama 1 tahun 6 bulanan,” kata Handik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif