News
Rabu, 18 Mei 2016 - 11:25 WIB

PEMBUNUHAN TANGERANG : Bunuh Eno dengan Cangkul, Salah Satu Pelaku: Saya Kalap

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pembunuhan di Tangerang terhadap Eno Fariah dilakukan oleh tiga orang dengan cara sadis.

Solopos.com, JAKARTA – Tiga tersangka pemerkosaan dan pembunuhan sadis Eno Fariah, 18, berkicau. Mereka gelap mata menghabisi Eno karena beragam alasan mulai dari dikatai jelek hingga cinta tak terbalas.

Advertisement

Tersangka Rahmat Arifin alias Arif, 23, Imam Harpiadi,23, dan RAL,15, punya motif yang berbeda. Tetapi ketiganya punya kesamaan, yakni dendam terhadap korban.

Tersangka Rahmat Arifin alias Arif,23, adalah rekan kerja korban di pabrik yang sama di mana korban bekerja di PT PGM, Dadap, Kosambi, Tangerang. Arif bekerja sebagai helper, sementara korban bekerja dengan posisi operator.

Advertisement

Tersangka Rahmat Arifin alias Arif,23, adalah rekan kerja korban di pabrik yang sama di mana korban bekerja di PT PGM, Dadap, Kosambi, Tangerang. Arif bekerja sebagai helper, sementara korban bekerja dengan posisi operator.

“Saya kalap saja. Jengkel karena dikatain ‘pahit, jelek’. Tiap kerja, tiap lewat. Sering kerja bareng. Dia kan operator di atas, saya helper, kadang bercanda,” ujar Arif saat ditemui di ruang penyidik seperti dilansir detikcom, Rabu (18/5/2016).

Rasa sakit hatinya atas ucapan korban itu rupanya sudah memuncak. Sampai ada kesempatan masuk ke dalam mes korban ketika mendapati tersangka RAL di depan mes korban, akhirnya Arif langsung melampiaskan kekesalannya itu pada korban.

Advertisement

Sementara tersangka Imam juga mengaku kesal dengan korban. Buruh di sebuah pabrik paralon itu mengaku membunuh korban lantaran sakit hati cintanya tidak terbalas.

“Jatuh cinta sama korban, sedikit. Nggak pernah ngobrol,” ujar Imam.

Imam bahkan saat pergi dari rumahnya sudah membawa sebuah garpu yang kemudian digunakan untuk menyiksa korban. Imam saat itu berperan memegangi tangan korban dan membekap wajah korban dengan bantal.

Advertisement

Imam pun bahkan baru mengenal korban selama 2 pekan. Imam kerap menghubungi korban via SMS dengan rayuan-rayuannya, namun tidak pernah dibalas korban. “Dapat nomor hape korban dari temen temennya korban. Sering SMS tapi enggak pernah dibalas,” imbuh Imam.

Lain lagi dengan RAL. Dia yang sempat bercumbu dengan korban, mengaku ikut membunuh karena kecewa dengan penolakan korban ketika mengajak berhubungan badan.

“Saya kecewa saja ditolak sama dia pas mau berhubungan badan,” ujar RAL.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif