Soloraya
Rabu, 18 Mei 2016 - 22:15 WIB

DEMAM BERDARAH SOLO : 248 Orang Terjangkit DBD

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Informasi Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBI/Solopos)

Demam berdarah Solo, ratusan warga Solo terjangkit DBD.

Solopos.com, SOLO–Demam berdarah dengue (DBD) mewabah di Kota Bengawan. Diperlukan peningkatan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk menanggulangi DBD.

Advertisement

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota (DKK) hingga pekan ke-18, jumlah kasus DBD mencapai 248 kasus. Sedangkan untuk kasus meninggal dunia, DKK belum bisa memastikannya. “Selama ini banyak anak yang terkena panas tinggi. Namun panas tinggi ini kan belum tentu juga DBD, bisa juga typus. Dan terkadang, gejala DBD juga belum tentu ada bintik-bintik di lengan. Belum tentu mereka meninggal karena DBD, meskipun itu anak ataupun orang tua,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Efi S. Pertiwi ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (18/5/2016).

Efi meminta warga meningkatkan gerakan PSN di lingkungannya masing-masing. Meningkatnya kasus DBD di Kota Solo harus ditanggulangi dengan serius. Efi mengatakan kasus DBD masih didominasi anak-anak. Mojosongo dan Kadipiro menjadi salah satu kelurahan endemis DBD, dengan angka kasus tertinggi se-Kota Solo. Banyaknya kasus DBD terjadi karena kebersihan tidak terjaga dan daya tahan tubuh masyarakatnya lemah.

Pemkot telah melayangkan surat edaran (SE) kepada seluruh kelurahan untuk meningkatkan gerakan PSN. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD. Selain itu untuk mencegah muncul dan berkembangnya wabah penyakit itu, masyarakat harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satunya menguras bak mandi. Tak hanya itu seluruh permukiman penduduk, termasuk tempat indekos juga harus disasar dan dipantau jentik nyamuk.

Advertisement

“Selama ini masyarakat hanya beranggapan fogging menyelesaikan solusi permasalahan DBD. Padahal yang penting adalah bagaimana membersihkan lingkungan secara rutin untuk menangani wabah DBD,” ujar dia.

Efi mengatakan kasus DBD menyebar hampir di semua wilayah di Kota Solo. Efi mencontohkan di Kelurahan Semanggi misalnya, tahun ini ditemukan ada kasus DBD, bahkan kecenderungannya meningkat. Namun Efi tidak menyebut berapa jumlah kasus DBD di wilayah tersebut. Padahal, Kelurahan Semanggi belum lama ini meraih juara lomba pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif