Jateng
Selasa, 17 Mei 2016 - 06:50 WIB

UJIAN NASIONAL 2016 : Siswa SD Salatiga Ini Pilih Kerjakan Soal di RS

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SD Muhammadiyah Salatiga, Aristo Rayhan Ahmadi (kanan), mengerjakan soal ujian nasional (UN) di ruang perawatan RSUD Salatiga, Kota Salatiga, Selasa (17/5/2016). Aristo menjadi satu-satunya siswa SD di Salatiga yang mengerjakan soal UN di rumah sakit. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Ujian Nasional 2016 untuk tingkat SD mulai dilaksanakan pekan ini.

Semarangpos.com, SALATIGA – Sebanyak 3.009 siswa sekolah dasar (SD) se-Kota Salatiga mulai mengikuti Ujian Nasional secara serentak, Senin (16/5/2016). Dari sekian banyak siswa itu, ada satu siswa yang harus menjalani ujian secara terpisah, yakni di RSUD Salatiga.

Advertisement

Siswa itu tak lain adalah Aristo Rayhan Ahmadi yang berstatus sebagai pelajar SD Muhammadiyah  Salatiga. Ia tak bisa mengikuti ujian seperti layaknya siswa lainnya karena harus menjalani rawat inap akibat demam dan muntaber sejak Minggu (15/5/2016) atau sehari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional 2016 untuk tingkat sekolah dasar dan sekolah sederajat.

Dari pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Salatiga sebenarnya sudah memberikan kebijakan bagi siswa yang tak bisa mengikuti UN serentak karena berhalangan untuk mengikuti ujian susulan pada 23-25 Mei 2016 mendatang.  Namun, Aristo enggan mengikuti ujian susulan dan memilih mengikuti UN serentak meski harus mengerjakan di atas ranjang rumah sakit.

“Enggak mau. Kalau ikut ujian susulan katanya soalnya lebih sulit. Mending ikut sekarang aja, sekalian sudah persiapan,” ujar Aristo saat dijumpai Semarangpos.com di ruang Paviliun Wijaya Kusuma No. 410 RSUD Salatiga, Selasa (16/5/2016).

Advertisement

Aristo mengaku tak kesulitan dalam mengerjakan soal-soal UN di RS. Ia justru bisa lebih fokus karena dijaga oleh dua pengawas sekaligus. “Enggak sulit. Kan sudah belajar sejak lama. Apalagi di sini [ruang perawatan] juga pakai AC, jadi enggak tegang,” kelakar siswa yang genap berusia 12 tahun pada 14 Maret lalu itu.

Sementara itu, guru mata pelajar Matematika SD Muhammadiyah Salatiga, Oktaviani Safitri, 28, mengaku gejala sakit yang diderita Aristo sebenarnya sudah terdeteksi sejak Kamis (12/5/2016). Namun, pada Minggu siang, sakitnya bertambah parah hingga dirujuk ke RS.

“Dari sekolah akhirnya menyarankan dia untuk mengerjakan UN di RS dan anaknya pun mengaku siap dan tidak keberatan. Ia juga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal itu,” beber Oktaviani.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif