Jogja
Selasa, 17 Mei 2016 - 21:20 WIB

JAMINAN HARI TUA : Setiap Hari, Rata-rata 150 Orang Cairkan JHT di BPJS Ketenagakerjaan Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana antrean pencairan dana JHT di Gedung BPJS Ketenagakerjaan Jogja, Jumat (4/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Jaminan hari tua di Jogja dicairkan rata-rata 150 orang per hari

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Jogja setiap hari mencairkan Tunjangan Hari Tua (JHT) untuk 150 orang per hari.

Advertisement

Tingginya jumlah pengajuan JHT membuat pencairan JHT paling mendominasi di antara program BPJS Ketenagakerjaan lainnya.

Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan DIY Moch. Triyono menjelaskan, selama kurun waktu triwulan pertama 2016, jumlah klaim yang telah dibayarkan sejumlah Rp56,39 miliar.

Pencairan terbanyak adalah untuk JHT yakni mencapai Rp52,7 miliar. “Pencairannya untuk 4.088 pengajuan klaim,” tandas Triyono, Senin (16/5/2016).

Advertisement

Pencairan sisanya adalah untuk Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp1,939 miliar untuk 316 kasus dan Jaminan Kematian (JKM) Rp1,740 miliar untuk 58 kasus.

Triyono menilai dana pencairan JHT tergolong tinggi. Jika ditarik data harian, BPJS Ketenagakerjaan setidaknya melayani 100-150 pengajuan per hari. Data ini menurutnya cukup tinggi. Artinya, kata Triyono, data ini menunjukkan banyak pekerja yang berhenti bekerja.

Menurutnya DIY sendiri tidak hanya warga lokal yang mengajukan pencairan JHT tetapi juga warga luar DIY yang berdomisili di DIY. Dari 4.088 pengajuan klaim JHT di DIY, 70%-nya merupakan peserta dari luar daerah tetapi tercatat berdomisili di DIY.

Advertisement

“Ada dari Karawang, Indramayu, Jakarta, Cikarang, Riau, Kalimantan dan masih banyak lagi,” tandasnya.

Terlepas dari banyaknya pekerja yang berhenti kerja, kelancaran pencairan JHT membuktikan bahwa BPJS Ketenagakerjaan konsisten dengan program-programnya. Hal ini sesuai dengan visi misinya dalam memberikan proteksi bagi para tenaga kerja.

“Kami hanya ingin memberi rasa nyaman bagi masyarakat. Bekerja janganlah mikir biaya perawatan. Itu biar tugas kami,” tuturnya.

Menurutnya premi yang perlu dibayarkan peserta juga tidak terlalu besar sehingga, ia berharap agar kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan semakin tumbuh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif