Soloraya
Selasa, 17 Mei 2016 - 06:30 WIB

INVESTASI SOLO : Pemkot Alihkan Perizinan Hotel ke Utara

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan hotel (JIBI/Dok)

Investasi Solo, Pemkot alihkan perizinan di wilayah Solo Utara.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menghentikan pembangunan hotel untuk Solo wilayah tengah dan selatan. Pembangunan hotel kini dialihkan ke Solo bagian utara.

Advertisement

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Solo, Toto Amanto, menyampaikan Solo memang belum mengeluarkan moratorium pembangunan hotel. Namun berdasarkan instruksi dari Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, pembangunan hotel di Solo bagian tengah dan selatan dihentikan karena sudah terlalu padat dan jenuh.

“Moratorium pembangunan hotel belum ada tapi sudah dibatasi kalau ingin bangun hotel di Solo bagian utara. Selain itu, hotel bintang tiga, empat, dan lima yang diizinkan untuk dibangun di Solo karena hotel budget, bintang satu dan dua sudah banyak,” ungkap Toto saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (16/5/2016).

Dia mengungkapkan pembangunan masih bisa dilakukan untuk Solo bagian tengah dan selatan tapi sarana umum, seperti rumah sakit dan pendidikan. Dia mengungkapkan hingga saat ini masih ada sekitar tujuh hotel yang sudah keluar izin dan sedang tahap pembangunan.

Advertisement

Dia mengungkapkan di Solo bagian timur ada tiga hotel yang sedang dibangun, yakni Horison, Paskal, dan Quest. Satu hotel akan dibangun di dekat perempatan Manahan dan Coral Hotel di dekat lampu merah Baturono, Pasar Kliwon. Selain itu, ada juga combo hotel, yakni Harris dan Pop Hotel di Purwosari.

“Saat ini ada satu pengajuam pembangunan hotel di Jl. A. Yani, di sekitar Terminal Tirtonadi. Tapi belum tahu akan dibangun hotel bintang berapa karena saat ini masih mengurus izin lingkungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan selain hotel, saat ini akan ada investor untuk pembangunan rumah sakit yang menurut rencana didirikan di dekat perumahan Fajar Indah. Menurut dia, saat ini sedang cetak peta dan menyiapkan dokumen lingkungan, seperti analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan analisis dampak lalu lintas (andalalin).

Advertisement

Selain itu, ada juga investor yang hendak membangun rumah sakit internasional di daerah Mojosongo. Namun hingga kini, pengajuan perizinan belum dilakukan, baru sebatas pembicaraan. Terkait penyederhanaan perizinan yang ingin dilakukan pemerintah pusat, Toto menyampaikan hingga kini masih menunggu perubahan peraturan daerah (perda). Hal ini mengingat setiap perubahan harus dilandasan pada dasar hukum.

Sementara itu, terkait kinerja investasi di Kota Bengawan, BPMPT Solo mencatat hingga April investasi yang ada di Solo mencapai Rp3,8 triliun. Diakuinya ada kenaikan tinggi jika dibandingkan Maret yang baru mencapai Rp1,7 triliun. Tingginya kenaikan nilai investasi yang ada ini berasal dari investasi usaha besar (di atas Rp10 miliar), yang mencapai Rp1,98 triliun dari empat perusahaan di April. Capaian investasi April ini memang paling besar jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya karena mencapai Rp2,03 triliun. Padahal di tiga bulan sebelumnya, masing-masing investasi yang masuk tidak lebih dari Rp1 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif