News
Senin, 16 Mei 2016 - 20:40 WIB

SENSUS EKONOMI : BPS Solo Terima Laporan Petugas Palsu Peras Warga Jagalan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ciri-ciri keaslian petugas Sensus Ekonomi 2016. (Facebook.com-MIK Semar)

Sensus Ekonomi, warga Jagalan Jebres diperas petugas sensus ekonomi palsu.

Solopos.com, SOLO–Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menerima laporan adanya petugas sensus gadungan yang melakukan pemerasan terhadap salah satu warga Jagalan, Jebres. BPS meminta agar masyarakat mewaspadai aksi kriminalitas yang dilakukan orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai petugas sensus ekonomi.

Advertisement

Kepala BPS Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan peristiwa pemerasan tersebut terjadi pada Sabtu (16/5/2016). Dia mendapatkan laporan pemerasan dari salah satu petugas Babinsa yang bertugas di Jagalan.

Bagus memastikan aksi tersebut dilakukan oleh petugas palsu yang memanfaatkan sensus ekonomi untuk berbuat kejahatan. Saat ini, dia sedang mendalami kasus pemerasan tersebut. Dia meminta agar masyarakat tidak takut untuk meminta identitas petugas sensus untuk mengetahui apakah benar-benar petugas asli ataukah abal-abal.

“Selama Sensus Ekonomi ini kan sama sekali tidak ada pungutan, bahkan petugas pun tidak boleh menerima imbalan apa pun. Sebelumnya, kami sudah memberitahu Pak RT dan selalu mewanti-wanti petugas sensus. Gunakan selalu atribut petugas resmi sebelum responden bertanya. Tunjukkanlah surat tugas agar masyarakat ini percaya,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (16/5/2016).

Advertisement

Dia meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri atau atribut yang digunakan petugas sensus. Petugas sensus resmi selalu menggunakan atribut rompi, topi, tas dengan warna hitam dan oranye. Pada rompi sebelah kiri ada tulisan Sensus Ekonomi 2016 dan sebelah kanan bertuliskan BPS.

Petugas juga memiliki tanda pengenal dan surat tugas yang ditandatangani oleh Kepala BPS Kota/Kabupaten. Tanpa menggunakan atribut lengkap, masyarakat bisa menolak kedatangan petugas itu.

Bagus selalu meminta agar petugas sensus tertib saat menjalankan tugas. “Kami selalu mewanti-wanti jangan sampai masyarakat ragu terhadap petugas karena tidak mengenakan atribut atau ‘kamu sendiri yang akan kesulitan mendapatkan informasi’,” katanya.

Advertisement

Sementara, BPS Solo menerjunkan 1.151 Petugas Pencacah Lapangan (PCL) di lima kecamatan. Hingga Jumat (13/5/2016), data yang sudah masuk ke BPS Solo baru mencapai 9,53%. Total, ada 1.710 blok sensus yang didata, sedangkan yang sudah masuk baru mencapai 154 blok sensus.

Bagus memperkirakan masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pendataan di lapangan. Dia mengaku masih menemukan kendala masalah keterbukaan masyarakat terhadap petugas. Namun, dia optimistis dengan waktu dua pekan tersisa pendataan bisa selesai 100%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif