Jogja
Senin, 16 Mei 2016 - 19:20 WIB

PILKADA JOGJA : Optimisme Agus Nurcahyo dan Aki Adhisakti Maju di Jalur Independen

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Pilkada Jogja akan diramaikan calon dari jalur independen

Harianjogja.com, JOGJA- Agus Nurcahyo dan Aki Adhisakti optimis dengan pencalonan mereka melalui jalur Independen PIlkada Kota Jogja. Mereka menilai partisipasi mereka dalam Pilkada ini akan membawa senyuman ke dalam suasana demokrasi di Jogja.

Advertisement

Kepada Harian Jogja Minggu (15/5/2016), Arif “Yoyok” Nurcahyo mengatakan pencalonannya melalui calon Independen merupakan sebuah upaya uji coba. Mereka ingin menguji coba pendewasaan masyarakat Jogja dalam pemilihan kepala daerah.

“Disini kami sambil melihat seperti apa tanggapan masyarakat terhadap calon kepala daerah non partai, kepada profesional yang siap bekerja untuk Jogja,” kata dia.

Advertisement

“Disini kami sambil melihat seperti apa tanggapan masyarakat terhadap calon kepala daerah non partai, kepada profesional yang siap bekerja untuk Jogja,” kata dia.

Yoyok pun mengatakan meskipun memiliki banyak kelemahan dibandingkan calon dari partai politik, dia memilih tak ambil pusing. Menurutnya Pilkada tak lebih dari sebuah panggung pertunjukan. Kali ini dia ingin mengajak masyarakat untuk ikut dalam pertunjukan itu sebagai aktor yang berperan aktif, bukan hanya sebagai penonton seperti di Pilkada sebelumnya.

“Kami menikmati proses ini dengan gembira, makanya semangat kami menikmati demokrasi dengan senyuman,” imbuh sosok yang sudah 28 tahun mengabdi sebagai aparat penegak hukum ini.

Advertisement

Langkah itu dinilainya bukan perkara mudah. Sebagai calon independen mereka tak memiliki kemudahan calon dari Partai Politik yang didukung mesin partai. Mau tak mau mereka harus mendesain sendiri struktur mesin yang bisa membantu mereka melenggang mulus sebagai calon kepala daerah.

Strateginya menurut Yoyok adalah mengandalkan jaringan pertemanan yang sudah mereka bangun selama ini. Di struktur itu kepercayaan menjadi hal yang mahal dan mereka pertaruhkan. Lewat jaringan pertemanan yang ada, mereka akan berusaha masuk ke kampung-kampung untuk bisa memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan visi misi yang mereka siapkan.

“Visi kami mengembalikan Jogja sebagai kota pendidikan dan pusat kebudayaan. Kami juga ingin membangun Jogja dari lingkup terkecil, lingkup keluarga dan kampung,” kata dia.

Advertisement

Teknik pengumpulan KTP itu pun menurutnya masih mereka poles lagi. Terutama untuk menghindari kesalahan data yang berujung hangusnya KTP yang sudah terkumpul. Untuk itu mereka juga sedang berkonsultasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memastikan seluruh persyaratan yang diperlukan.

“Untuk awal-awal ini pengumpulannya masih spontan saja, tapi kami sedang mendesain sistem kami sendiri. Rumitnya disitu pertemanan dan persaudaraan kami dipertaruhkan,” tutur sosok berpangkat terakhir Komisaris Besar Polisi ini.

Aki Adhisakti menambahkan, keinginan untuk maju itu juga dilatarbelakangi kondisi Jogja yang semakin menuai keluhan. Menurutnya banyak yang bilang saat ini kenyamanan dan keasrian Jogja sudah tak menuju arah yang diinginkan.

Advertisement

Sebagai arsitek profesional, Aki merasa dirinya bisa berperan aktif. Namun posisinya di luar pemerintahan membuat langkah itu sulit dilakukan karena dirinya bukanlah pengambil keputusan. Karena itu mereka memutuskan mencoba mendekat ke dunia politik untuk bisa memiliki pengaruh lebih besar.

“Selama jadi profesional untuk bisa mengarah ke kebijakan itu sulit dilakukan. Kalau ada kesempatan untuk mendekat ke pembentuk kebijakan kemungkinan itu akan makin besar,” kata dia.

Untuk bisa mencapai target itu, menurutnya mau tak mau mereka harus bisa berdekatan dengan warga Jogja. Mereka akan berusaha memanen banyak masalah dari keluhan warga dan mendiskusikan jalan keluarnya.

“Kami tak inign memberikan janji sebelum memiliki solusi, dengan panen keluhan ini kami bisa mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan warga Jogja,” pungkas arsitek sekaligus pengusaha ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif