Soloraya
Senin, 16 Mei 2016 - 19:40 WIB

PENATAAN PARKIR SOLO : Tarif Stasiun di Solo Naik, Pengguna Jasa KA Keberatan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jasa parkir membayar karcis di loket keluar Stasiun Purwosari, Solo, Senin (16/5/2016). Pengguna jasa parkir mengeluhkan rencana kenaikan tarif yang akan diterapkan pada 1 Juni mendatang. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan parkir Solo, pengguna jasa KA keberatan atas rencana kenaikan tarif parkir di stasiun.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pengguna jasa kereta api keberatan dengan wacana kenaikan tarif parkir baru di stasiun yang bakal menerapkan sistem progresif.

Advertisement

Berdasarkan spanduk pengumuman resmi yang ditempel PT Reska selaku pengelola parkir stasiun di Solo, tarif parkir baru setelah penyesuaian untuk sepeda motor ditetapkan senilai Rp2.000 untuk dua jam pertama. Kenaikan setiap jam dihitung Rp1.000. Tarif maksimal per hari ditetapkan Rp5.000. Kelebihan tarif parkir lebih dari satu hari dikenakan tarif maksimal dua hari dan seterusnya.

Sedangkan tarif untuk mobil, ditetapkan senilai Rp3.000 untuk dua jam pertama. Kenaikan setiap jam dikenakan tambahan Rp1.000. Tarif maksimal per hari ditetapkan Rp10.000. Kelebihan tarif parkir lebih dari satu hari dikenakan tarif maksimal dua hari.

Advertisement

Sedangkan tarif untuk mobil, ditetapkan senilai Rp3.000 untuk dua jam pertama. Kenaikan setiap jam dikenakan tambahan Rp1.000. Tarif maksimal per hari ditetapkan Rp10.000. Kelebihan tarif parkir lebih dari satu hari dikenakan tarif maksimal dua hari.

Ketua Komunitas Prameker Solo-Jogja Soko Nyepur Dadi Sedulur, Toto Dharmawan, mengemukakan pihaknya telah menerima kepastian penetapan tarif progresif di Stasiun Purwosari dan Solo Balapan mulai 1 Juni mendatang.

“Infonya per tanggal 1 Juni nanti naik. Tarifnya sesuai spanduk. Sebagai pengguna jasa kereta api Solo-Jogja rutin, kami keberatan kenaikan tarif progresif. Beberapa kali wacana ini digulirkan kami terus sampaikan keberatan,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (16/5/2016).

Advertisement

Menurut Toto, wacana penerapan tarif progresif di stasiun Kota Solo sudah beberapa kali digulirkan dan urung diterapkan. “Sudah beberapa kali diajukan tapi memang selalu ditunda-tunda. Stasiun di Solo memang tarifnya diintervensi pemerintah,” tutur Prameker yang rutin parkir di Purwosari ini.

Salah seorang pengguna jasa kereta api, Tika Setiana, 22, saat ditemui Solopos.com di Stasiun Purwosari, juga mengaku telah membaca ketentuan tarif parkir baru yang bakal berlaku progresif. “Berat juga kalau bayar Rp5.000/hari. Padahal saya harus bolak-balik Solo-Jogja karena sedang magang di sana,” ujarnya.

Keluhan senada disampaikan pengguna jasa kereta api di Stasiun Balapan, Miftah Widagda, 22. Mahasiswa pascasarjana UGM Jogja asal Solo ini mengaku keberatan membayar parkir progresif.

Advertisement

“Kalau parkir di stasiun sekali sepekan tidak apa-apa. Saya setiap Senin-Jumat harus bolak-balik Solo-Jogja. Saya berharap ada parkir langganan di stasiun,” katanya.

Miftah mengatakan pihaknya tidak keberatan apabila arahan kenaikan tarif parkir di stasiun ke depan untuk menggerakkan warga menggunakan transportasi publik. “Saat ini trayek transportasi publik belum sepenuhnya jalan. Tidak ada angkutan yang nyambung dekat rumah. Kalau trayek semua jalan dan aktif, okelah kami diarahkan naik kendaraan umum dan meninggalkan kendaraan pribadi,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Solo Balapan, Budi Santosa, mengaku telah menerima pemberitahuan kenaikan tarif parkir progresif. “Iya benar naik tarifnya akan disesuaikan seperti stasiun di Jogja. Penentuannya dari manajemen pusat PT Reska,” bebernya.

Advertisement

Terkait keberatan pengguna jasa kereta api dengan penyesuaian tarif baru, Budi menyebutkan penerapan tarif sekali masuk sepeda motor senilai Rp2.000 (Rp4.000 tarif menginap) sedangkan untuk mobil Rp3.000 (Rp15.000 tarif menginap) sudah saatnya disesuaikan.

“Kami menerima keluhan parkir di Balapan sering overload karena dipakai kendaraan menginap tiga malam lebih. Kalau tarif dinaikkan sedikit, saya kira bisa jadi antisipasi kendaraan agar tidak berlama-lama menginap di sini. Jatahnya biar bisa dimanfaatkan yang lain karena lahan di sini terbatas,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif