Jogja
Senin, 16 Mei 2016 - 02:40 WIB

PELESTARIAN BUDAYA JAWA : Banyak Anak-anak Berminat, Sekolah Dalang di Gunungkidul Tetap Eksis

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wayang (Bing.com)

Slamet Haryadi masih aktif menghidupkan sekolah dalang cilik untuk memfasilitasi generasi muda untuk dapat mengembangkan budaya lokal pertunjukan Wayang.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Menjadi dalang di Gunungkidul masih diminati oleh sebagian besar masyarakat tanpa terkecuali generasi muda. Hal tersebut membuat Slamet Haryadi masih aktif menghidupkan sekolah dalang cilik untuk memfasilitasi generasi muda untuk dapat mengembangkan budaya lokal pertunjukan Wayang di Desa Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul.

Advertisement

Slamet Haryadi, pendiri sekaligus pelatih seni dhalang cilik mengatakan seni memainkan wayang harus tetap eksis terutama di Gunungkidul. Ia mengharapkan kelak ada generasi muda yang mengembangkan dan melestarikan seni mendhalang tersebut. Oleh karena itu, sejak 1999 lalu ia mendirikan sekolah dhalang, yakni Sanggar Pangalasan yang berlokasi di garasi rumahnya di Desa Wiladeg. Ia pun mengaku pemerintah memberikan memperhatikan dengan sangat luar biasa melalui fasilitas yang diberikan.  Fasilitas yang diberikan antara lain dengan memberikan peralatan gamelan dan perlengkapan karakter wayang.

“Pemerintah provinsi DIY memberikan fasilitas gamelan untuk keperluan pentas dan berlatih. Selain itu sebagian wayang juga difasilitasi oleh pemerintah pusat dari Jakarta,” kata dia, Minggu (15/5/2016).

Selain itu, menurutnya pemerintah pun memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tampil mendhalang di berbagai kesempatan,seperti festival-festival tingkat Kabupaten, Provinsi hingga nasional. Slamet mengakui sampai saat ini sudah sekitar 53 siswa yang ia latih untuk menjadi dhalang di sanggarnya. Sanggar tersebut menjadi satu-satunya sanggar yang eksis dalam memberi pelatihan kepada anak-anak untuk menjadi dhalang. Siswanya pun berasal dari berbagai kecamatan di Gunungkidul, Wonosari, Ponjong, Patuk, hingga Girisubo, bahkan hingga ke Wonogiri, Jawa Tengah.

Advertisement

Salah seorang orangtua siswa asal Wonogiri, Jawa Tengah, Sikin Prawistoro mengatakan sangat berminat untuk mengajak anaknya untuk belajar menjadi dhalang. Menurutnya, kiprah sanggar tersebut telah sampai ke luar negeri.
Selain latar belakang anaknya yang memang gemar dengan dunia pewayangan, ia pun berharap anaknya tetap dapat berperan serta mengembangkan kebudayaan lokal jawa yang menurutna kini hampir hilang.

“Anak saya punya bakat dan minat yang bagus untuk menjadi dhalang. Daripada menjalankan kegiatan yang negatif, mendingan diarahkan kepada hal yang positif sejak kecil,” kata dia.

Ia pun telah memperkenalkan dunia pewayangan kepada anaknya, Pandu, sejak anaknya memulai sekolah di Taman Kanak-Kanak hingga kini telah duduk di kelas 1 SD. Ia berharap kelak, dengan memperkenalkan kebudayaan jawa sejak kecil kepada anaknya, kelak dapat bermanfaat di kemudian hari.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif