Soloraya
Senin, 16 Mei 2016 - 20:23 WIB

KUNKER DPRD SRAGEN : 45 Legislator Ramai-Ramai Kunker ke Bali dan Medan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (istimewa)

Kunker DPRD Sragen dilakukan 45 anggotanya ke Bali dan Medan.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 45 legislator DPRD Kabupaten Sragen melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Bali dan Medan mulai Senin-Kamis (16-19/5). Agenda kunker tersebut merupakan kunker kali pertama dari delapan kunker yang dijadwalkan selama 2016 dengan total anggaran mencapai Rp1 miliar/tahun.

Advertisement

Para legislator dari Komisi I, II, dan IV berkunjung ke Bali. Sementara anggota DPRD dari Komisi III berkunjung ke Medan. Legislator dari komisi II sudah sampai di Bali pada Senin pagi dengan menaiki pesawat. Para legislator dari Komisi I dan III masih persiapan berangkat dengan mengendarai bus.

Mereka berkumpul di halaman sisi barat kompleks Rumah Aspirasi Sragen. Mereka berangkat bersama-sama menggunakan bus.
Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto, saat dihubungi solopos.com, Senin siang, membenarkan selama empat hari ke depan DPRD kosong karena para legislatornya kunker ke luar Jawa. Dia menjelaskan kunker itu sudah dijadwalkan dalam setahun ada delapan kali kunker.

“Ya, ini kunker kali pertama pada 2016. Daerah yang dikunjungi disesuaikan denga tugas pokok dan fungsi masing-masing komisi. Output yang diharapkan ya kami bisa bertukar pikiran dan belajar ke DPRD atau pemerintah daerah tujuan,” ujar dia.

Advertisement

Totok, sapaan akrabnya, mengaku ikut mendampingi komisi dalam kunker, seperti halnya tiga pimpinan DPRD lainnya. Dia menilai sebenarnya kalau DPRD mau menyadari dan belajar betul, kunker ke luar Jawa itu sama saja dengan kemunduran. Dia mengatakan Jawa itu lebih maju daripada luar Jawa. “Ya, karena etika kepatutan saja, saya ikut berangkat. Kalau kunker ke luar negeri ya tidak patut. Saya bosan mengikuti kunker itu tetapi karena kewajiban ya harus dilakukan,” tutur dia.

Totok mengungkapkan kunker itu dilaksanakan menjelang masa sidang. Selama setahun ada tiga masa sidang DPRD dan di antara masa sidang itu ada kunker 2-3 kali. Totok menyebut uang saku yang diterima setiap legislator tidak banyak, hanya Rp370.000 per orang. Kalau empat hari berarti setiap legislator menerima uang saku Rp1.480.000.

“Pemberian uang saku itu ada dasar hukumnya, yakni peraturan menteri keuangan. Kalau total anggaran kunker dalam setahun senilai Rp1 miliaran.

Advertisement

Jadi selama empat hari ke depan ya kalau ada tamu terpaksa harus ditunda pekan depan. Pada kunker kali ini, DPRD tidak mengajak eksekutif. Kalau ada ekskutif yang ikut biasanya ada biaya tersendiri,” tambah dia.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno, mengaku sudah tiba di Bali. Rombongan Komisi II berencana ke Kabupaten Badung.

“Kami ingin belajar tentang sistem perpajakan di sana. Potensi dan pendapatan daerah dari sektor pajak di Badung tinggi. Kami ingin tahu bagaimana mekanisme pemungutannya? Hasil kunker ini akan kami terapkan di Sragen,” ujar politikus Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Ketua Komisi III DPRD Sragen, Sugiyarto, pun baru siap-siap berangkat ke Medan. Dia menggendong tas ransel berukuran besar di punggungnya seraya pamitan kepada Espos saat bertandang ke DPRD Sragen. “Ya, ikut. Ini sudah persiapan berangkat. Empat komisi kunker semua,” tambahnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif