Soloraya
Minggu, 15 Mei 2016 - 06:00 WIB

PASAR TRADISIONAL KARANGANYAR : Pedagang Pasar Nglano Pindah Setelah Lebaran

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pasar tradisional (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Pasar tradisional Karanganyar, Pemkab akan memindah pedagang Pasar Nglano di lokasi darurat seusai Lebaran.

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar akan memindahkan padagang di Pasar Nglano ke pasar darurat di lapangan Desa Ngijo setelah Lebaran.

Advertisement

Pemkab memberikan kesempatan kepada pedagang untuk konsentrasi berjualan di Pasar Nglano hingga menjelang Lebaran. Selain itu, pemindahan pedagang ke pasar darurat tertunda karena pembangunan pasar darurat mundur dari jadwal.

“Pembangunan agak mundur dari jadwal seharusnya mulai triwulan pertama. Waktu pembangunan 75 hari, mulai 26 April-9 Juli. Pedagang silakan berjualan di Pasar Nglano sampai pasar darurat selesai,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kabupaten Karanganyar, Larmanto, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (14/5/2016).

Dia menyampaikan Pemkab sempat khawatir pedagang menolak pindah ke pasar darurat karena mendekati Lebaran. Tetapi, pembangunan pasar darurat mundur dan selesai awal Juli. Pemkab membangun 4 los dan 120 kios pasar darurat di lapangan Desa Ngijo.

Advertisement

“Jumlah los dan kios di pasar darurat tidak sama dengan jumlah los dan kios di Pasar Nglano. Sejumlah pedagang memilih berjualan di rumah atau berhenti berjualan sampai pasar selesai dibangun,” tutur dia.

Pemindahan pedagang ke pasar darurat menggunakan sistem pembagian tertentu. Pemkab menyediakan kios bagi pedagang yang memiliki surat hak penempatan (SHP). Pedagang pemegang SHP hanya boleh menempati satu kios darurat meskipun memiliki sejumlah kios di Pasar Nglano.

“Pembagian lokasi berjualan di pasar darurat menyesuaikan posisi di Pasar Nglano. Tidak menggunakan sistem undian.  Kalau pedagang punya kios di dekat pintu masuk ya akan mendapatkan lokasi yang sama di pasar darurat,” jelas dia.

Advertisement

Pemkab menyediakan lahan parkir, air minum, kamar mandi, dan listrik untuk penerangan jalan umum. Tetapi, Pemkab tidak menyediakan listrik di setiap los maupun kios. Selain itu, Pemkab tetap menarik retibusi kepada pedagang yang pindah ke pasar darurat. Nominal retribusi menyesuaikan luas tempat berjualan.

“Retribusi tetap jalan. Kami akan sosialisasi. Kami tidak menyediakan listrik di los maupun kios. Lagipula tidak berjualan sampai malam. Pedagang oprokan kami sediakan di selasar. Kami tetap mengakomodasi [oprokan].”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif