News
Sabtu, 14 Mei 2016 - 23:02 WIB

KABAR DUKA : Dosen UNS yang Kharismatik, Suyatno Kartodirdjo ke Kampus Naik Sepeda

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suyatno Kartodirdjo, dosen Sejarah UNS Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Kabar duka datang dari UNS Solo, dosen sejarah Suyatno Kartodirdjo meninggal dunia.

Solopos.com, SOLO — Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Suyatno Kartodirdjo yang juga dikenal sebagai pakar Sejarah Revolusi Indonesia, meninggal dunia dalam usia 76 tahun, Sabtu (14/5/2016) siang.

Advertisement

Suyatno Kartodirdjo (Repro)

Semasa hidupnya, Suyatno dikenal sebagai dosen kharismatik yang sederhana. Dia dikenal sebagai dosen yang mengendarai sepeda angin meski kendaraan roda empat dimilikinya.

Advertisement

Semasa hidupnya, Suyatno dikenal sebagai dosen kharismatik yang sederhana. Dia dikenal sebagai dosen yang mengendarai sepeda angin meski kendaraan roda empat dimilikinya.

Pria kelahiran Sragen 17 Agustrus 1940 ini telah menelurkan buku-buku sejarah. Di antaranya, Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tunjung Wahadi Sutirto, kepada Solopos.com mengatakan Suyatno yang pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana UNS Solo.

Suyatno juga merupakan cendekiawan yang patut diteladani dengan dedikasinya yang tinggi terhadap kemajuan lembaga tempatnya mengabdi. Tunjung mengatakan, yang tidak pernah bisa dilupakan segenap warga di lingkungan Kampus UNS terhadap sosok pria kelahiran Sragen, 17 Agustus 1940 itu adalah karena kecintaannya terhadap sepeda.

Advertisement

“Jadi setiap hari ini beliau berangkat mengajar dengan naik sepeda, bahkan ketika menjabat sebagai Kaprodi Ilmu Sejarah, Dekan Fakultas Sastra, hingga Kaprodi di Program Pascasarjana UNS dan beliau punya mobil, justru beliau memilih tetap berangkat kerja dengan sepeda,” ungkap Tunjung.

Istri almarhum, Siti Nurdiana, 68, mengenang suaminya sebagai orang yang keras, disiplin, tetapi sangat sayang kepada anak dan istrinya. Selain itu, Siti juga mengenang kesederhanaan suaminya karena hobinya naik sepeda.

“Sewaktu kecil, bapak [Soejatno] yang berasal dari sebuah desa di Sragen merasa bersyukur bisa naik sepeda ke sekolah dibanding teman-temannya yang berjalan kaki. Sejak itulah bersepeda menjadi hobinya sampai saat ini,” kata Siti saat ditemui Solopos.com, Sabtu malam.

Advertisement

Bahkan, lanjut dia, hingga 2010, Suyatno tetap naik sepeda ketika pergi mengajar di UNS atau Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Tapi hobinya naik sepeda harus berhenti setelah ia menderita parkinson sejak 2010.

Suyatno tercatat mulai mengabdi sebagai dosen di IKIP Negeri Surakarta (sekarang UNS), pernah menjabat sebagai Kaprodi Ilmu Sejarah, juga Dekan Fakultas Sastra selama dua periode, dan Kaprodi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana UNS.
Suyatno meraih gelar doktor di Australia National University, 1983. Disertasi Revolusi di Surakarta, 1945-1950, sukses dipertahankan Suyatno di depan Anthony Reid, indonesianis yang tersohor lewat karya terkenalnya Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Suyatno purnatugas dari UNS, 2004.

Rencananya, jenazah Suyatno Almarhum akan diberangkatkan dari rumah duka di Surongalan RT 004/RW 008, Pajang, Laweyan, Solo dan dikebumikan di pemakaman di Pilang Harjo, Sragen, Minggu (15/5/2016).

Advertisement

 

 

Advertisement
Kata Kunci : Kabar Duka
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif