Soloraya
Jumat, 13 Mei 2016 - 09:00 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Warga Boyolali Nekat Tanam Padi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Asiah, 58, warga Desa Sindon, Ngemplak, Boyolali memanfaatkan tanah di pinggir jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang sudah dibebaskan untuk ditanami tanaman sayuran, Kamis (12/5/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Jalan Tol Soker di kawasan Boyolali pembangunannya terus dilanjutkan meski terdapat sejumlah kendala.

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah warga yang tinggal disekitar jalan tol Solo-Kertosono (Soker) memanfaatkan tanah di pinggir jalan tol untuk menanam sayuran dan padi. Tanah tersebut sebelumnya adalah tanah milik warga yang sudah dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Soker.

Advertisement

Salah seorang petani Desa Sindon, Ngemplak, Asiah, mengatakan tanah miliknya seluas 1.109 meter persegi terkena proyek pembangunan jalan tol Soker. Tanah tersebut mendapatkan kompensasi dari pemerintah senilai Rp500 juta. Setelah kompensasi diterima, lanjut dia, pelaksanan pembangunan jalan tol soker langsung memasang tembok pembatas jalan tol keliling setinggi 1,5 meter.

“Jarak tembok pembatas jalan dengan jalan tol Soker hanya sekitar 7 meter. Pemasangan tembok pembatas jalan bertujuan agar warga tidak bisa masuk ke dalam jalan,” ujar Asiah saat ditemui solopos.com di pinggir jalan tol, Kamis (12/5/2016).

Advertisement

“Jarak tembok pembatas jalan dengan jalan tol Soker hanya sekitar 7 meter. Pemasangan tembok pembatas jalan bertujuan agar warga tidak bisa masuk ke dalam jalan,” ujar Asiah saat ditemui solopos.com di pinggir jalan tol, Kamis (12/5/2016).

Menurut Asiah, di pinggir jalan tol masih terdapat sisa tanah sedikit yang kemudian dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman sayuran. Ia mengaku telah memanfaatkan tanah di pinggir jalan tol sepanjang 100 meter untuk ditanami tanaman kangkung dan kemangi.

“Saya sudah tiga bulan memanfaatkan tanah di pinggir jalan tol. Sebagian besar warga yang memanfaatkan tanah merupakan warga yang sudah menerima kompensasi,” kata dia.

Advertisement

“Saya siap menerima risiko jika sewaktu-waktu diminta mengosongkan lahan. Tanah yang dimanfaatkan warga adalah milik negara,” kata dia.

Senada diungkapkan warga Desa Dibal, Wakijan. Menurut dia, hampir sebagian besar warga yang tinggal di sekitar jalan tol Soker di Ngemplak memanfaatkan lahan di pinggir jalan tol untuk bercocok tanam. Bahkan ada petani yang memanfaatkan lahan sempit di pinggir jalan tol untuk menanam padi.

“Warga masih leluasa keluar masuk ke dalam jalan tol Soker sehingga dengan mudah memanfaatkan tanah di pinggir jalan. Namun, kalau nanti tol sudah beroperasi warga dilarang masuk ke dalam tol,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Panitia Pembuat Komitmen (PPK) Tol Soker, Walidi, mengatakan tidak mempermasalahkan warga memanfaatkan tanah di pinggir jalan tol untuk bercocok tanam. Namun, ketika tol Soker sudah beroperasi warga harus mengkosongkan lahan.

“Jalan tol Soker jika sudah resmi beroperasi akan dikelola oleh BUPJ [Bada Usaha Pengelolaan Jalan]. Tugas BUPJ nanti yang meminta warga agar mengosongkan lahan di pinggir jalan tol Soker,” kata dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif