Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.
Solopos.com, SOLO – Kabar lanjutan insiden dokter cantik meninggal diinjak gajah hingga gardu pandang di menara Masjid Agung Al Aqsha Klaten terancam tak dapat difungsikan menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (13/5/2016).
Simak cuplikan berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat, 13 Mei 2016;
MASJID AGUNG KLATEN: Gardu Pandang Menara Terancam Mangkrak
MASJID AGUNG KLATEN: Gardu Pandang Menara Terancam Mangkrak
Gardu pandang di menara Masjid Agung Al Aqsha Klaten senilai Rp11 miliar terancam tak dapat difungsikan.
Di sisi lain, Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU dan ES DM) Klaten serta DPRD Klaten siap memberikan penjelasan kepada penyidik Kejari Klaten jika dibutuhkan terkait pembangunan menara yang sempat mengalami redesain tersebut.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
PELESTARIAN ALAM: Setelah 5 Tahun, Merak Hijau Pindah ke Balekambang
Di sudut halaman rumah, Endar Progresto, warga Dukuh Karanganyar, Desa Klego RT 009/RW 002, Kecamatan Klego, Boyolali, memelihara lima ekor burung merak hijau atau nama latinnya, Pavo muticus. Lima ekor merak hijau itu tinggal di kandang berukuran sekitar 6 meter x 7 meter. Usia merak hijau itu sudah lima tahun.
Dari lima ekor itu, dua di antaranya berjenis kelamin jantan. Dua induknya sudah mati semua. “Dulu induk merak itu saya dapatkan dari Juwangi, ada yang menangkap kuthuk merak itu masih kecil-kecil dan dalam kondisi sakit, karena kasihan kemudian saya rawat sampai besar dan berkembang biak,” kata Endar, saat ditemui Espos, di rumahnya, Kamis (12/5).
Sekarang, Endar harus mengikhlaskan burungburung cantik itu dipelihara pemerintah. Warna bulu yang indah tak akan lagi menghiasi halaman rumahnya.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
SERANGAN SATWA: Pemkab akan Pertahankan Wahana Gajah
Pemkab Wonogiri akan tetap mempertahankan keberadan gajah sebagai daya tarik di Objek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mung kur (OWSAWGM).
Insiden penyerangan gajah terhadap salah satu dokter hewan hingga meninggal dunia di objek wisata tersebut, Rabu (11/5), diharapkan tidak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung WGM.
Menurut Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mestinya peristiwa penyerangan seorang dokter oleh gajah dilihat sebagai musibah murni. ”Tidak ada faktor lain. Kami akan lakukan koordinasi apakah dengan kejadian itu dinas terkait akan ada kebijakan lain. Tapi Pemkab tidak akan mengembalikan gajah, sebab hewan itu merupakan simbol [WGM],” kata dia saat ditemui wartawan, Kamis (12/5).
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com