Soloraya
Jumat, 13 Mei 2016 - 17:40 WIB

PENATAAN TAMAN KOTA SOLO : Pembongkaran Taman Jl. Slamet Riyadi Belum Final, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman perdu terlihat tumbuh subur di taman kota samping citywalk, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (13/5/2016). Rencana penataan tanaman perdu di taman kota tersebut masih dalam proses pembahasan melalui rapat lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sehingga belum ada keputusan final. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan taman kota Solo, Pemkot berhati-hati membongkar taman sisi selatan Jl. Slamet Riyadi.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo menyatakan rencana pembongkaran taman sisi selatan Jl. Slamet Riyadi belum final. Pemkot mengaku berhati-hati agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan konflik di masyarakat. Rencana pembongkaran taman digaungkan seiring perbaikan drainase city walk Jl. Slamet Riyadi tahun ini.

Advertisement

Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Arif Nurhadi, mengatakan proyek normalisasi drainase berikut penataan ulang taman di selatan Jl. Slamet Riyadi bakal melalui kajian lintas SKPD. Menurut Arif, hingga kini belum ada keputusan final soal pembongkaran taman di samping city walk.

“Instansi terkait seperti DPU, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan Dishubkominfo (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika) masih akan membahas bersama. Sebab penataan tersebut bersinggungan dengan rencana program ketiga SKPD,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Kamis (13/5/2016).

Dari segi drainase, Pemkot sebenarnya cukup membongkar city walk karena saluran air ada di bawah fasilitas tersebut. Namun Arif menyebut ada program lain yang perlu penataan ulang taman seperti rencana contra flow Batik Solo Trans (BST) di Jl. Slamet Riyadi. Dengan kebijakan itu, Dishubkominfo perlu menempatkan halte-halte di ruang yang kini berupa taman. “Kami mengakui ada masyarakat yang meminta agar taman tetap dilestarikan. Dalam pembahasan lanjutan, mungkin DKP akan memberi masukan mana taman yang boleh dibongkar, mana yang tidak. Namun sekali lagi ini (pembongkaran taman) belum final. Mana yang terbaik masih dibahas agar tidak menimbulkan konflik,” tuturnya.

Advertisement

Menurut Arif, kesenjangan geliat ekonomi antara pertokoan di sisi utara dan selatan Jl. Slamet Riyadi juga menjadi pertimbangan pembongkaran taman. “Jadi penataan kawasan city walk tidak sekadar bicara drainase. Ada program komprehensif.”

Dia memerkirakan normalisasi drainase city walk sepanjang Sriwedari-Purwosari akan dimulai awal Juli. Saat ini proyek senilai Rp3,5 miliar itu memasuki tahap perencanaan lelang. Sekretaris Komisi II DPRD, Supriyanto, berkukuh menolak pembongkaran taman di selatan Jl. Slamet Riyadi. Menurut dia, program seperti contra flow BST dapat berjalan tanpa merusak taman.

“Kan tinggal titik-titik tertentu saja yang menyesuaikan. Masa semua jalur mau dipasangi halte,” cetusnya.

Advertisement

Dia menambahkan alasan keberadaan taman mengurangi pendapatan pertokoan di selatan Jl. Slamet Riyadi adalah alasan mengada-ada. “Kami minta Pemkot tidak gegabah. Taman sepanjang Jl. Slamet Riyadi sudah menjadi ikon kota.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif