News
Jumat, 13 Mei 2016 - 15:17 WIB

KASUS NARKOBA : Bupati Bengkulu Selatan Sebut Difitnah, Buwas Ungkap Ada Intervensi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komjen Pol Budi Waseso (tengah). (JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Kasus narkoba yang ditemukan di ruang kerja Bupati Bengkulu Selatan jadi polemik. Sang bupati menyebut dirinya difitnah, Buwas menyebut ada intervensi.

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) mengatakan ada beberapa pihak yang melakukan intervensi dalam kasus temuan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di ruang kerja Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud.

Advertisement

“Banyak intervensi dalam kasus ini, yang bila terbukti terlibat akan dikenakan pasal 556 KUHP,” kata Buwas di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Namun, Buwas tidak menyebutkan siapa-siapa saja yang melakukan intervensi terkait kasus temuan narkoba di ruang kerja Dirwan Mahmud di Jalan Raya Padang Panjang No. 1, Manna, Bengkulu Selatan, Bengkulu.

Advertisement

Namun, Buwas tidak menyebutkan siapa-siapa saja yang melakukan intervensi terkait kasus temuan narkoba di ruang kerja Dirwan Mahmud di Jalan Raya Padang Panjang No. 1, Manna, Bengkulu Selatan, Bengkulu.

“Saat ini kita sudah mengirim salah satu Direktur di BNN untuk melakukan penguatan penyelidikan. Hari ini Bupati akan menjalani pemeriksaan tes darah dan rambut, seusai tugas dari Yogyakarta,” kata Buwas.

Semua yang ada di sekitar tempat kerja Bupati Bengkulu Selatan akan dilakukan pemeriksaan. Bila hasil laboratorium untuk darah dan rambut positif tentu ada hubungannya dengan kepemilikan barang bukti tersebut, katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Dirwan membela diri dengan menyebut ada orang yang berupaya memfitnahnya. Pascapenggeledahan BNN di ruangan kerjanya, Dirwan mengatakan ada buku tamu yang hilang. Buku tamu itu berisi daftar orang yang masuk ke ruangannya.

“Saya tanya ajudan [soal buku tamu], ternyata tak ada. Tanya staf jaga di ruangan tamu juga tak ada. Jadi pasca penggeledahan yang dilakukan BNN buku tamu sudah hilang. Siapa yang mengambil, ya kita juga tak tahu,” kata Dirwan, Rabu (11/5/2016).

Menurut Dirwan, dia membutuhkan buku tamu itu untuk mengecek siapa saja orang yang datang untuk bertamu dengannya. Karena Dirwan yakin, ada pihak-pihak yang melakukan fitnah besar untuk menjerumuskannya. Terlebih, hasil tes urine oleh BNN, dirinya negatif narkoba.

Advertisement

“Sekarang saya dan staf di kantor juga bingung, siapa yang mengambil buku tamu itu,” kata Dirwan.

Dirwan menyebutkan, dia selama ini turut memerangi narkoba terutama kepada internalnya termasuk ke masyarakat. Karena itu, sebulan yang lalu, Dirwan melakukan tes urine mendadak kepada seluruh pegawainya.

“Itu saya lakukan, karena saya juga tak ingin lingkungan internal saya terlibat mengkomsumsi narkoba. Dari hasil tes urine di lingkungan kita, ada 3 pegawai saya postif narkoba. Dalam tes urine itu, termasuk saya juga wakil bupati, sekda dan ajudan saya,” kata Dirwan.

Advertisement

Buwas mempersilakan Dirwan melakukan pembelaan-pembelaan. Di sisi lain BNN akan terus melakukan pengembangan dengan memeriksa semua pihak yang dianggap tahu dengan penemuan sabu dan ekstasi di ruangan Dirwan.

“Nanti kita buktikan soal fitnahan, sekarang kita sudah pegang data-data terkait itu. Pembelaan kan boleh, orang kan harus bisa membela diri. Mereka yang terlibat di situ kita periksa semua,” kata Buwas, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif