Jogja
Kamis, 12 Mei 2016 - 12:55 WIB

UN 2016 : Ada Siswa Low Vision Kesulitan membaca Soal, Ini Penjelasan Disdikpora

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua siswa SMP Negeri 3 Sentolo melaksanakan Ujian Nasional (UN) di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) karena pertimbangan kondisi kesehatan pada Senin (9/5/2016).(Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

UN 2016 diwarnai siswa low vision yang kesulitan membaca soal

Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY akan melakukan verifikasi data bagi siswa berkebutuhan khusus. Langkah ini menyusul munculnya laporan adanya naskah soal bagi peserta difabel yang tidak sesuai di MTs Yaketunis, yakni adanya siswa penyandang low vision yang masih kesulitan membaca soal.

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Kadarmanta Baskara Aji menduga masalah itu terjadi karena data peserta yang salah atau justru penerima datanya yang tidak mengetahui secara pasti ketunaan peserta didik.

“Ke depan kami akan melakukan verifikasi yang lebih baik untuk ketunaan dan kebutuhan soal mereka agar masalah ini tidak terulang. Data yang akan kami kirimkan terkait kebutuhan soal juga akan benar-benar sesuai kebutuhan, misalnya membutuhkan ukuran huruf 24 ya akan kami laporkan kebutuhan huruf 24,” ungkapnya.

Advertisement

“Ke depan kami akan melakukan verifikasi yang lebih baik untuk ketunaan dan kebutuhan soal mereka agar masalah ini tidak terulang. Data yang akan kami kirimkan terkait kebutuhan soal juga akan benar-benar sesuai kebutuhan, misalnya membutuhkan ukuran huruf 24 ya akan kami laporkan kebutuhan huruf 24,” ungkapnya.

Sebelumnya, Koordinator Forum Pemantau Independen Jogja Winarta menyebutkan, pada pelaksanaan UN 2016 jenjang SMP/MTs diketahui seorang siswa dengan ketunaan low vision kesulitan membaca soal, lantaran ukuran huruf soal terlalu kecil.

Sementara siswa tunanetra mengeluhkan gambar timbul pada soal terlalu tipis akibatnya menyulitkan untuk mengukur sudut.

Advertisement

Sementara untuk Pemda DIY dan Pemkot Jogja, seharusnya turut melakukan advokasi agar peserta ujian berkebutuhan khusus mendapatkan soal-soal yang mudah diakses sesuai kebutuhan mereka.

“Hal ini sesuai dengan ketentuan Perda DIY nomor 4 Tahun 2012 tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” kata Winarta.

Kepala MTs Yaketunis Yogyakarta, Agus Suryanto mengakui adanya keluhan dari siswanya penyandang tunanetra dan low vision tersebut. Pada hari pertama ujian dengan materi Bahasa Indonesia juga mengalami hal serupa. Namun, permasalahan ini telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan.

Advertisement

UN 2016 jenjang SMP/MTs di DIY diikuti 48.705 siswa di 531 sekolah penyelenggara untuk UN berbasis kertas. Sedangkan UN Berbasis Komputer diikuti 2.942 siswa di 18 sekolah.

Sebanyak 10 peserta di antaranya merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Selain mereka, PBT juga diikuti 1.685 peserta didik untuk jenjang Paket B atau setara SMP/MTs di 57 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Siswa di SMPLB juga ikut UN. Kali ini ujian diikuti 54 peserta di 25 sekolah dengan berbagai ketunaan,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif