Soloraya
Kamis, 12 Mei 2016 - 17:23 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Pembanguan Overpass 5 Lokasi di Sragen Dihentikan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Overpass tol Solo-Kertosono di Ngemplak Boyolali. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos/dok)

Jalan Tol Soker di lima lokasi kawasan Sragen pembangunannya dihentikan.

Solopos.com, SRAGEN — Pembangunan overpass jalan tol Solo-Kertosono (Soker) di lima titik di kawasan Sragen dihentikan mulai Kamis (12/5/2016). Pemkab Sragen menginginkan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) mengubah perencanaan dengan membangun underpass daripada overpass.

Advertisement

Hal itu mengemuka dalam audiensi yang digelar antara Pemkab Sragen, DPRD Sragen dan perwakilan PT Waskita Karya dan dan SNJ di Ruang Ketua DPRD Sragen, Kamis. Saat ditemui wartawan seusai audiensi, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengakui sesuai perencanaan, PT SNJ bermaksud membangun overpass di perlintasan jalan tol dengan jalan kabupaten. Meski demikian, warga sekitar lebih menginginkan pembangunan underpass daripada overpass.

”Sekarang pembangunan overpass itu sudah dimulai. Namun, kami meminta pembangunan overpass itu dihentikan mulai hari ini [kemarin]. Ini cara yang lebih elegan daripada warga sekitar sendiri yang menghentikan. Sebab, berdasar informasi yang kami terima, warga sekitar sudah merasa gerah dan mengancam akan menggelar demo jika pembangunan overpass dilanjutkan,” jelas Dedy.

Advertisement

”Sekarang pembangunan overpass itu sudah dimulai. Namun, kami meminta pembangunan overpass itu dihentikan mulai hari ini [kemarin]. Ini cara yang lebih elegan daripada warga sekitar sendiri yang menghentikan. Sebab, berdasar informasi yang kami terima, warga sekitar sudah merasa gerah dan mengancam akan menggelar demo jika pembangunan overpass dilanjutkan,” jelas Dedy.

Pembangunan overpass yang dihentikan mulai Kamis itu berada di lima titik yakni di kawasan Tunjungan, Banaran, Sonorejo, Banyuurip dan Bumiaji. Dedy mengakui selama ini koordinasi antara Pemkab Sragen dengan PT SNJ kurang terbangun dengan baik sehingga pembangunan jalan tol mengundang gejolak di masyarakat. Dia menjelaskan pada awal tahun lalu, mantan Bupati Agus Fatchur Rahman sudah mengirim surat kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berisi aspirasi dari masyarakat yang menginginkan pembangunan underpass daripada overpass. Meski demikian, hingga kini surat tersebut tidak ditanggapi oleh BPJT.

”Warga memandang pembangunan underpass itu lebih strategis. Pelaksana proyek tidak perlu menggali tanah supaya tidak terjadi banjir. Namun, jalan tolnya yang ditinggikan di atas jalan kabupaten. Bukan jalan kabupaten yang dinaikkan di atas jalan tol,” terang Dedy.

Advertisement

”Warga juga mengkhawatirkan terjadinya banjir jika jalan kabupaten ditinggikan menjadi overpass,” jelasnya.

Sementara itu, beberapa perwakilan PT SNJ dan PT Waskita Karya yang mengikuti audiensi enggan dimintai konfirmasi terkait penghentian pembangunan overpass di lima titik itu.

”Maaf, kami tidak berwenang memberikan keterangan kepada wartawan. Silakan menghubungi Pimpro [Pimpinan Produksi] kami,” jelas salah seorang di antara mereka.

Advertisement

Dihubungi melalui telepon, Pimpro Pembangunan Jalan Tol Soker dari PT SNJ, Iwan Rosa, mengaku tidak bisa berkomentar terkait penghentian pembangunan overpass di lima titik itu.

”Saya tidak berwenang memberi keterangan kepada wartawan. Silakan menemui langsung direksi kami,” paparnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif