Soloraya
Kamis, 12 Mei 2016 - 17:50 WIB

PENGHIJAUAN SOLO : 1.000 Pohon di Solo Butuh Peremajaan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penghijauan Solo, ribuan pohon di Kota Solo perlu peremajaan.

Solopos.com, SOLO–Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo menginventaris 1.000 pohon yang tumbuh di ruang publik Solo membutuhkan peremajaan. Dari jumlah tersebut, 20% di antaranya atau sekitar 200 pohon masuk kategori kritis atau rawan tumbang.

Advertisement

Kepala DKP Solo Hasta Gunawan mengemukakan total seluruh pohon yang tumbuh di lahan publik Kota Bengawan mencapai 20.000 pohon. “Pohon rawan tumbang membutuhkan penggantian. Tapi kami tidak sanggup kalau harus mengerjakan 1.000 pohon sekaligus. Yang mendesak atau dirasa paling rawan terlebih dulu,” terangnya saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Wakil Wali Kota Solo, Kamis (12/5/2016).

Hasta menyebutkan beberapa pohon yang masuk kategori rawan berada di sepanjang Jl. Adisucipto Manahan. “Pohon cemara, bukan yang di depan Stadion Manahan saja yang rawan lapuk batangnya, tapi yang di depan sekolah di Jl. Adisucipto saya lihat juga sudah lapuk batangnya. Ini sangat membahayakan pengguna jalan,” paparnya.

Disinggung soal kepastian waktu penggantian, Hasta belum bisa menentukannya. Ia masih mengajukan izin ke Wali Kota Solo. Terkait penggantian sejumlah pohon yang selama ini telah menjadi ikon di beberapa wilayah, Hasta memiliki pertimbangan sendiri.

Advertisement

“Pohon cemara itu daunnya kalau diolah di mesin komposter selama tiga bulan enggak habis. Padahal daun pohon angsana atau trembesi, dua bulan sudah jadi. Mungkin nanti sebagian cemara akan diganti dengan pohon trembesi, bungur, atau mahoni. Tergantung ketersediaan lahannya,” jelasnya.

Selain peremajaan pohon, menurut Hasta, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga perlu menggalakkan penghijauan di sejumlah wilayah untuk meningkatkan capaian luasan ruang terbuka hijau (RTH) publik minimal 20%.

“Kalau di tengah kota sudah tidak memungkinkan lagi menambah lahan. Karena Solo sudah cukup padat. Kalau mendesak, pemerintah memang harus membeli lahan,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Solo Widdi Srihanto mengatakan capaian RTH publik di Solo saat ini baru menyentuh angka 11,6% dari total luas wilayah. Menurut Widdi, salah satu upaya untuk mendongkrak luasan RTH dilakukakan dengan program giat gotong-royong penanaman pohon di lima kecamatan.

“Harus ada upaya penanaman terus-menerus. Untuk tahap awal kami bagikan 200 pohon di lima kecamatan untuk ditanam. Sasarannya di lapangan, ruang publik, serta bantaran. Tidak saklek. Yang penting ruang publik tercukupi penghijauannya,” kata dia

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif