Soloraya
Kamis, 12 Mei 2016 - 04:30 WIB

PENEMUAN GAS BOYOLALI : Gas Metana di Bendo Berada di Bawah Permukaan Air

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puji, warga Dukuh Sambu Desa Bendo, Nogosari, Boyolali menutup pipa sumur bor yang sebelumnya mengeluarkan gas dengan plastik, Rabu (11/5/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Penemuan gas Boyolali, Pemdes Bendo meminta sumur gas ditutup permanen.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Desa (Pemdes) Bendo meminta ke pemkab agar sumur bor mengeluarkan gas di Dukuh Sambu, Desa Bendo, Nogosari supaya ditutup secara permanen. Sementara itu, dari hasil penelitian ESDM Boyolali dan Provinsi Jateng pekan lalu, gas metana di Bendo berada di bawah permukaan air.

Advertisement

Kades Bendo, Nogosari, Samsidi, mengatakan sepekan setelah warga mendapati sumur bor mengeluarkan gas dari petugas ESDM Boyolali dan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) langsung datang melakukan penelitian. Hasil penelitian tersebut sumur bor itu sudah tidak lagi mengeluarkan gas.

“Sepekan setelah gas keluar dari sumur bor dengan kedalaman 42 meter, gas tersebut berhenti sendiri. Kami langsung meminta warga menutup sumur itu dengan plastik,” ujar Samsidi saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (11/5/2016).

Samsidi mengatakan gas metana di Sambu telaknya tepat berada di bawah permukaan air. Ketika air sumur bor itu diambil maka gas akan keluar. Namun, jika air tidak diambil gas akan mati dengan sendirinya. Hasil penelitian ESDM, lanjut dia, titik gas itu berada 206 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Advertisement

“Kami langsung meminta warga untuk tidak mengambil air di sumur bor tersebut. Kalau air disedot akan kembali mengeluarkan gas,” kata dia.

Ia meminta kepada pengurus Masjid Al-Rohman untuk mendaftar program pemasangan PDAM gratis untuk mencukupi kebutuhan air di masjid. Selang sepanjang dua meter dan pipa yang sebelumnya dipasang warga untuk mengalirkan gas dari sumur bor langsung dicabut.

“Kami langsung menutup bagian ujung pipa yang mengeluarkan gas dari sumur bor,” kata dia.

Advertisement

Ditanya mengenai rencana pemanfaatan gas, Samsidi mengaku menunggu keputusan resmi ESDM Boyolali dan Provinsi Jateng. Ia pesimistis gas di Sambu dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga karena sumber gasnya di dalam tanah kemungkinan sangat kecil.

“Kami lebih memilih menutup sumur bor yang mengeluarkan gas itu secara permanen dengan tanah urung. Warga sudah setuju jika sumur bor itu ditutup selamanya,” kata dia.

Sementara itu, seorang warga Dukuh Sambu, Desa Bendo, Puji, mengaku setuju sumur bor yang mengeluarkan gas ditutup secara permanen. Namun, jika pemkab berencana memanfaatkan gas itu untuk kebutuhan rumah tangga warga mendukung.

“Dari ujung pipa sumur bor masih tercium bau gas di dalam tanah. Saya mencoba menyalakan api di atas pipa dengan korek api sudah tidak menyala lagi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif