Jogja
Kamis, 12 Mei 2016 - 18:20 WIB

PEMBANGUNAN GUNUNGKIDUL : Rehabilitasi Bangunan di Pasar Wonontoro Dikritik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Pembangunan Gunungkidul terus dilakukan, termasuk memperbaiki pasar tradisional

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Komisi C DPRD Gunungkidul mengritisi proses pengerjaan rehabilitasi los pasar di Pasar Wonontoro, Desa Gedangrejo, Karangmojo. Kualitas bahan yang digunakan dinilai buruk dan takutnya berpengaruh terhadap hasil pembangunan secara keseluruhan.

Advertisement

Wakil Ketua Komisis C DPRD Gunungkidul Heri Kriwsanto mengatakan, pihaknya menyempatkan diri untuk melakukan pemantauan terhadap proses rehabilitasi Pasar Wonontoro pada Selasa (10/5). Dari sidak tersebut, diketahui jika pengerjaan bangunan kios di pasar itu tidak bagus.

Kondisi itu dapat dilihat dari kualitas kayu yang digunakan untuk rangka atap. Heri menilai kualitas kayu yang digunakan tidak bagus sehingga bisa berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan bangunan tersebut.

“Sepertinya yang digunakan hanya kayu asal-asalan dan tidak menggunakan kualitas nomor satu,” katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (11/5/2016).

Advertisement

Dia menjelaskan, temuan Komisi C tersebut sudah dilaporkan ke Kantor Pengelolaan Pasar selaku pemiliki program. Bahkan dalam sidak yang berlangsung kemarin itu, pihaknya juga sudah meminta kepada rekanan untuk memperbaiki kualitas dalam pengerjaan.

“Kalau hanya asal-asalan hasilnya tidak akan bagus. Selain hanya menghambur-hamburkan anggaran, hasilnya juga tidak akan tahan lama,” ungkapnya.

Politisi PAN itu juga meminta agar pemkab benar-benar memerhatikan kualitas pengerjaan  terhadap setiap proyek yang dimiliki. Jangan sampai kondisi yang terjadi di Pasar Wonontoro juga terjadi di proyek pembangunan yang lain. “Kami akan bantu dalam pengawasan, dan kalau hasilnya kurang baik akan dijadikan sebagai catatan,” ujar mantan Kepala Desa Piyaman itu.

Advertisement

Terpisah, Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Gunungkidul Widagdo saat dikonfirmasi kemarin membenarkan, adanya beberapa catatan dari dewan mengenai beberapa catatan dalam pengerjaan los pasar di Wonontoro. Dia mengaku sudah mengambil tindakan dengan meminta rekanan untuk mengganti kualitas bahan yang digunakan.

“Begitu mendapat laporan, kami langsung mengecek. Saat ini [kemarin] petugas kami sedang melakukan pengawasan terhadap proses pergantian tersebut,” kata Widagdo.

Dia menjelaskan proses rehabilitasi Pasar Wonontoro menelan biaya Rp199 juta. Anggaran itu digunakan untuk perbaikan bangunan los pasar, pembuatan pagar serta upaya pergeseran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjauh dari pemukiman warga.

“Prosesnya sekarang sudah mencapai 60% dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa selesai seluruhnya,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif