Soloraya
Kamis, 12 Mei 2016 - 19:40 WIB

KINERJA DPRD SOLO : 5 Anggota DPRD Solo Kunker ke Tiongkok, Ini Yang Dipelajari

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kunker DPRD (Dok/JIBI)

Kinerja DPRD Solo, mendampingi eksekutif, 5 anggota DPRD Solo kunker ke Tiongkok.

Solopos.com, SOLO–Lima anggota Komisi I DPRD Solo menggelar kunjungan kerja (kunker) bersama Pemkot ke Kota Xian, Tiongkok. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut penjajakan program kota kembar (sister city) yang digagas sejak setahun lalu.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, anggota Komisi I yang berangkat yakni Achmad Sapari (Fraksi Partai Amanat Nasional), Yulianto Indratmoko (Fraksi PDI Perjuangan), Ekya Sih Hananto (Fraksi PDI Perjuangan), Elizabeth Pudjiningati (Fraksi PDI Perjuangan) dan Wawanto (Fraksi PDI Perjuangan). Para legislator mendampingi jajaran SKPD seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kesehatan.

“Rombongan berangkat Kamis [12/5/2016]. Rencananya di Tiongkok lima hari,” ujar Ketua DPRD, Teguh Prakosa, saat dihubungi Solopos.com, Kamis sore.

Teguh mengatakan kehadiran anggota DPRD berfungsi mengawasi agenda kunker agar sesuai output yang diharapkan. Dia menjelaskan ini tahun kedua Pemkot bersama DPRD mengunjungi Xian untuk pendalaman rencana sister city. Menurut Teguh, rencana kerja sama Solo-Xian mestinya dapat segera dipastikan setelah kunjungan tersebut. Solo dan Xian digadang-gadang menjalin kerja sama di bidang pariwisata, budaya dan perdagangan. Kerja sama di bidang kesehatan juga dijajaki mengingat Xian cukup mumpuni di sektor tersebut.

Advertisement

“Setelah Solo berkunjung, kabarnya delegasi Xian bakal gantian ke sini akhir tahun atau tahun depan. Mestinya tak perlu berlama-lama menimbang sister city ini visibel atau tidak,” tuturnya.

Tahun lalu Komisi I sempat memberi catatan terkait program sister city sepulang kunjungan. Secara infrastruktur dan potensi kota, Solo dan Xian cenderung jomplang sehingga Pemkot belum menemukan program konkrit yang dapat dikerjasamakan. Pemaparan potensi Solo oleh SKPD juga dikritik karena dinilai sangat lemah. Padahal, Solo bersaing dengan kota di negara lain seperti Azerbaijan dan Uzbekistan. “Kalau ada kerja sama mestinya saling menguntungkan. Jangan sampai berat sebelah,” tutur Teguh.

Wakil Ketua DPRD, Abdul Ghofar Ismail, menilai rencana sister city Solo-Xian dipaksakan mengingat potensi dan pengembangan dua daerah tidak setara. Dia bahkan khawatir Solo cenderung dimanfaatkan dalam kerja sama tersebut.
“Istilahnya dicaplok. Solo masih tertinggal jauh. Potensinya juga tidak match (menyambung),” ujarnya.

Advertisement

Ghofar mendorong rencana sister city ditinjau ulang mengacu asas kemanfaatan bagi Kota Bengawan. “Dorong kerja sama untuk menyukseskan Solo dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif