News
Kamis, 12 Mei 2016 - 14:00 WIB

GAJAH YANI MATI : Autopsi Selesai, Ini Penjelasan Tim Dokter Terkait Penyebab Kematian Gajah Yani

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gajah Yani (detikcom)

Gajah Yani mati secara mengenaskan di kebun binatang Bandung mengundang keprihatinan.

Solopos.com, BANDUNG – Tim dokter gabungan sudah selesai melakukan nekropsi (autopsi hewan) pada gajah Yani yang mati di Kebon Binatang Bandung. Hasil temuan sementara, ada radang paru-paru dan bintil di hati Yani.

Advertisement

Sri Mujiarti Ningsih, ketua perhimpunan dokter hewan Jawa Barat bersama 9 dokter dari rumah sakit hewan Subang, Dinas Peternakan Provinsi Jabar, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Taman Safari, PKBSI, RS Hewan Cikole, Balai Pengujian Penyidikan Penyakit Hewan dan tiga paramedis dari Kebon Binatang, melakukan nekropsi selama hampir dua jam dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Tim melakukan tindakan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Autopsi tadi kami menemukan beberapa perubahan pada organ,” kata Sri dalam jumpa pers di Kebun Binatang Bandung, Jl Tamansari, Bandun, Jawa Barat, Kamis seperti dilansir detikcom (12/5/2016).

Yani adalah gajah Sumatera yang berumur 34 tahun. Waktu kematiannya terjadi pada hari Rabu (11/5) sekitar pukul 18.36 WIB. Dia mulai sakit sejak bulan Maret 2016 lalu. Sejak sepekan lalu, Yani mulai roboh dan terkulai lemas. Hasil autopsi menunjukkan, ada kemungkinan radang di organ vital.

Advertisement

“Ini semua diagnosa sementara, kemungkinan radang paru-paru di limpa, ada bintil-bintil di hati, ada radang. Mungkin itu yang menjadi penyebab kematiannya,” terang Sri.

Meski begitu, tim harus melakukan pengujian di laboratorium RS Hewan Cikole untuk memastikan penyebab kematiannya. “Sementara statemen kami adalah itu. Kami tidak memperkenankan mengambil fofo di lokasi,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif