Soloraya
Rabu, 11 Mei 2016 - 21:30 WIB

PETERNAKAN BOYOLALI : Duh, Boyolali Kekurangan Bibit Sapi Potong

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi potong (Rachman/JIBI/Bisnis)

Peternakan Boyolali, Boyolali sebagai pemasok daging terbesar di Jateng terganggu akibat kekurangan bibit sapi.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali sebagai daerah pemasok daging sapi terbesar di Jawa Tengah (Jateng) mengalami kekurangan bibit ternak sapi potong. Hal itu terjadi karena meningkatnya permintaan daging sapi di pasar setiap tahun.

Advertisement

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jianto, mengatakan permintaan daging sapi di Boyolali tidak kalah banyak dengan permintaan susu sapi di pasar. Permintaan daging setiap tahun terus mengalami peningkatan. Sementara jumlah sapi yang diternak oleh Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin) Boyolali tidak bertambah.

“Populasi sapi di Boyolali saat ini mencapai 85.000 ekor. Kami kesulitan menambah jumlah sapi karena terkendala masalah pembibitan,” ujar Bambang saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (11/5/2016).

Bambang mengatakan setiap hari minimal ada sebanyak 50 ekor sapi yang di potong di rumah pemotongan hewan (RPH). Kalau dikalikan selama satu tahun terdapat 365 hari berarti ada sebanyak 18.250 ekor sapi yang dipotong. Sebagian besar sapi potong di Boyolali paling banyak dipasok di pasar wilayah Semarang, Soloraya, dan Salatiga

Advertisement

“Banyaknya sapi yang harus dipotong setiap harinya untuk memenuhui permintaan pasar harus segera diimbangi dengan meningkatkan bibit ternak sapi lokal,” kata dia.

Ditanya mengenai jumlah kekurangan bibit ternak sapi di Boyolali, Bambang mengaku tidak bisa memerinci secara pasti dengan dalih kebutuhan bibit setiap perternak sapi berbeda-beda. Pemkab, kata dia, bekerja sama dengan Aspin Boyolali untuk memenuhui bibit ternak sapi di Boyolali. Namun, bibit ternak sapi tidak semaunya bisa dipenuhi peternak lokal hingga akhirnya membeli bibit ternak sapi potong dari daerah lain.

“Kami masih mengantungkan bibit ternak sapi potong dari DIY [Daerah Istimewa Yogyakarta] Kabupaten Sleman dan daerah di Jateng seperti Grobogan, Wonogiri dan Blora,” kata dia.

Advertisement

Ia mengakui rata-rata kebutuhan bibit sapi potong di Boyolali per hari sekitar dua sampai tiga truk. Setiap truk memuat sebanyak tiga ekor sapi muda berusia tiga bulan. Bibit sapi yang telah dibeli kemudian dibesarkan dan digemukkan. Setelah itu sapi dijual di pasar untuk memenuhui kebutuhan daging masyarakat.

“Meningkatnya permintaan daging di pasar secara tidak langsung memberi keuntungan lebih bagi peternak sapi. Rata-rata setiap kelompok peternak sapi untung sebesar Rp500.000/bulan dari usaha peternakan sapi,” kata dia.

Ia mendorong Aspin Boyolali mampu menambah tempat usaha pembibitan sapi dan pengemukan. Hal itu sangat penting agar Boyolali kedepannya tidak menggantungkan daerah lain untuk pasokan bibit ternak sapi potong.

Sementara itu, Ketua Aspin Boyolali, Suparno, mengatakan anggota Aspin saat ini sudah mulai didorong untuk membuat usaha pembibitan sapi. Namun, upaya itu tidak mudah karena kebanyakan peternak sapi di Boyolali tidak sabar sehingga akhirnya memilih membeli bibit ternak sapi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif