Soloraya
Rabu, 11 Mei 2016 - 18:15 WIB

PENGUMUMAN HASIL UN : FPI Datangi DPRD Sragen, Ini Yang Dituntut

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan anggota FPI Soloraya mendatangi Kantor DPRD Sragen, Rabu (11/5/2016). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pengumuman hasil UN, FPI meminta pertanggungjawaban Ketua DPRD Sragen.

Solopos.com, SRAGEN–Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Soloraya mendatangi Kantor DPRD Sragen, Rabu (11/5/2016). Mereka meminta pertanggungjawaban Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto yang dianggap sebagai inisiator kegiatan perayaan kelulusan Ujian Nasional (UN) di Alun-Alun Sasana Langen Putro pada Sabtu (7/5/2016) lalu.

Advertisement

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Soloraya Choirul dan Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaefi memimpin rombongan organisasi kemasyarakatan (ormas) tersebut. Mereka tiba di Gedung DPRD Sragen pada pukul 09.00 WIB atau saat seluruh wakil rakyat belum tiba di kantor. Setelah menunggu hampir satu jam, mereka akhirnya ditemui Kasubag Rapat Sekretariat DPRD Sragen Pujiatmoko.

Ketegangan sempat terjadi saat para pimpinan FPI itu ditemui Pujiatmoko. Mereka memaksa bisa ditemukan dengan Bambang Samekto atau yang mewakilinya. Puji meminta FPI mengirimkan surat supaya pertemuan dengan Totok, sapaan akrab Bambang Samekto, bisa dijadwalkan. Namun, para anggota FPI itu justru membentak-bentak Pujiatmoko. ”Kami itu sudah menunggu dari pukul 09.00 [WIB]. Setelah satu jam, tidak satu pun anggota DPRD yang datang. Tidak perlu surat, kan mereka bisa dihubungi melalui telepon,” bentak salah seorang dari mereka.

Pertemuan itu akhirnya menyepakati perlunya surat pengaduan untuk disampaikan kepada Bambang Samekto. Materi pengaduan itu disusun dan ditandangani oleh pimpinan FPI. Saat ditemui wartawan di lokasi, Choirul berencana melaporkan Totok ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Sragen yang dianggap sebagai inisiator kegiatan perayaan kelulusan UN.

Advertisement

”Mereka itu hanya mengontongi izin kegiatan sosial. Namun, mereka justru melakukan corat-coret seragam sekolah. Saling membikin tanda tangan di bagian dada siswi. Laki-laki dan perempuan bergandengan tangan. Kami juga menemukan botol miras. Apakah itu semua kegiatan sosial? Patut disayangkan bila seorang Ketua DPRD memfasilitasi kegiatan ini semua,” jelas Choirul.

Mala Kunaefi menjelaskan sebelum mendatangi Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, FPI sudah mendatangi Kantor DPRD Sragen, Pemkab Sragen, Polsek Karangmalang, Polsek Sidoharjo, Polsek Gemolong dan Polsek Kota Sragen. Mereka mengajak Pemkab Sragen, DPRD dan polisi ikut menjaga moral anak-anak. FPI tidak menginginkan anak-anak merayakan kelulusan UN dengan kegiatan negatif.

”Daripada seragam itu dicorat-coret, lebih baik disumbangkan kepada anak-anak yang membutuhkan. Ada banyak kegiatan positif untuk merayakan kelulusan UN,” jelas Mala.

Advertisement

Mala membantah telah melontarkan kata-kata kotor kepada salah seorang siswa bernama IJ. Mala juga membantar telah mendorong-dorong IJ. ”Saya meminta anak itu [IJ] supaya pulang. Tapi anak itu, ngeyel. Saya bilang pulang Nak, kasihan orang tuamu. Perlu diketahui, tidak ada yang bilang dia l***e,” tegas Mala.

Sementara itu, Bambang Samekto mengaku masih bertakziah karena ada kader yang meninggal dunia saat FPI datang ke kantornya. ”Tidak ada agenda di DPRD. Mereka [FPI] juga tidak menghubungi saya sebelumnya,” kata Totok dalam pesan singkat yang diterima Solopos.com.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif