Soloraya
Rabu, 11 Mei 2016 - 12:14 WIB

KISAH TRAGIS : Inilah Kisah Panamtu Gajah WGM Wonogiri yang Menginjak Sang Dokter

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan gajah jantan dari Tegal, Panamtu, yang baru tiba di Objek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Minggu (24/4/2016) (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kisah tragis dialami dokter cantik yang bekerja di UPTD Waduh Gajah Mungkur Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Esthi Octovia Wara Hapsara, 25, Rabu (11/5/2016), meninggal dunia setelah diinjak gajah di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Nyawa Esthi yang bekerja di UPT WGM melayang setelah diinjak Panamtu, gajah yang baru datang ke WGM pada 24 April 2016.

Advertisement

Gajah dari Tegal diturunkan dari truk untuk mengisi kawasan satwa di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Minggu (24/4/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Baca:
Dokter Cantik Tewas Diinjak Gajah WGM
Begini Luka-Luka yang Dialami Dokter Cantik
Ini Postingan Terakhir Dokter Cantik
Kisah Panamtu Gajah Penginjak Dokter Cantik
Ini Penjelasan UPTD WGM Wonogiri

Advertisement

Baca:
Dokter Cantik Tewas Diinjak Gajah WGM
Begini Luka-Luka yang Dialami Dokter Cantik
Ini Postingan Terakhir Dokter Cantik
Kisah Panamtu Gajah Penginjak Dokter Cantik
Ini Penjelasan UPTD WGM Wonogiri

Hari Minggu (24/4/2016) menjadi hari pertama Panamtu di Wonogiri. Hari Minggu itu, suara sirine terdengar lirih dari kejauhan di siang yang membara itu, Minggu (24/4). Semakin lama suara terdengar kian keras. Juru parkir (jukir) Objek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur (OWSAWGM) Wonogiri bergegas memindahkan penghalang tempat parkir sisi barat.

Tak lama berselang tiga unit mobil masuk area parkir mengiringi sebuah truk besar bermuatan dua ekor gajah. Teriakan sirine memancing perhatian para pengunjung.

Advertisement

Sekelompok pengunjung itu pun batal masuk bus. Mereka menyaksikan dua ekor gajah yang masih di bak truk. Dalam waktu sekejap ratusan pengunjung memadati area parkir. Tak lama truk menuju kandang gajah di area sisi timur. Ratusan pengunjung sudah menjadi pagar betis sambil menenteng handphone (HP).

Truk Tiba

Penantian mereka berakhir saat truk gajah tiba di area utama objek wisata. Truk melaju perlahan seolah memberi kesempatan para pengunjung mengabadikan momen itu. Hingga akhirnya gajah tiba di kandang yang sudah direnovasi sebelumnya.

Advertisement

Gajah dari Tegal diturunkan dari truk untuk mengisi kawasan satwa di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Minggu (24/4/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pengunjung yang menunggu di sekitar kandang tak kalah antusias. Mereka menantikan proses gajah turun dari truk hingga akhirnya mandi di kandang. Sorak sorai pengunjung menggema tatkala gajah-gajah itu menyemprotkan air ke tubuh menggunakan belalai.

Gajah jantan berusia 30 tahun, Panamtu, dan gajah betina berusia 25 tahun, Sari, menjadi anggota keluarga baru di kompleks satwa di WGM Wonogiri. Tiga tahun sudah kandang gajah itu kosong. Gajah yang sebelumnya dirawat pengelola ditarik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng karena masalah perizinan. Kini Panamtu dan Sari mengisi kekosongan dan akan memuaskan dahaga hiburan para pengunjung.

Advertisement

Keduanya didatangkan dari sebuah penangkaran gajah yang dikelola yayasan di Guci, Tegal, Jawa Tengah. Atas suatu pertimbangan yayasan menyerahkan gajah yang masih produktif itu kepada BKSDA Jateng. Selanjutnya BKSDA menyerahkan kedua gajah kepada pengelola OBSAWGM yang telah memiliki izin lengkap untuk dirawat dan dijadikan tunggangan bagi para pengunjung.

Tim membawa kedua gajah itu pada Sabtu (23/4) pukul 22.00 WIB. Belum keluar dari Desa Guci truk rusak sehingga tim yang terdiri atas petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah dan pihak pengelola OWSAWGM harus mengganti mobil pengangkut. Selama perjalanan gajah diistirahatkan tiga kali untuk memberi kesempatan makan dan minum.

Suka Cita

Kepala UPTD OWSAWGM Wonogiri, Pardiyanto, kepada wartawan mengatakan perjalanan berjalan lancar. Dia bersyukur akhirnya Panamtu dan Sari tiba di Wonogiri dengan selamat. Syukur yang tak terkira juga karena kedua gajah disambut suka cita para pengunjung.

Menurut dia hal itu sinyal positif untuk kelangsungan wisata WGM. Dia meyakini keberadaan gajah bisa menyedot pengunjung. Hal itu sebagaimana yang terjadi saat dahulu WGM masih merawat beberapa ekor gajah.

“Setelah tidak ada gajah, pada hari biasa pengunjung sekitar 100-200 orang. Pada akhir pekan 300-400 pengunjung. Dengan adanya gajah ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah pengunjung, baik saat hari biasa maupun akhir pekan,” ucap Pardiyanto.

Pengelola sudah memiliki empat pawang gajah. Gajah akan dikandangkan terlebih dahulu beberapa hari ke depan agar beradaptasi dengan lingkungan. Lima pawang dari Tegal masih mengamati Panamtu dan Sari untuk tiga hingga 10 hari ke depan.

Pengunjung asal Karanganyar, Sri Lestari, 32, mengaku senang di WGM ada gajah lagi. Dia akan berkunjung mengajak anaknya lagi untuk melihat gajah. Sri masih penasaran karena hari itu baru melihat gajah-gajah tersebut secara singkat.

“Waktu gajah tiba saya dan rombongan mau pulang. Pas lihat gajah tiba nonton sebentar dulu. Lain waktu ke sini lagi deh,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif