Sport
Rabu, 11 Mei 2016 - 21:35 WIB

ISC 2016 : Soal Ancaman Pengusiran Persiba dari Mess, Ini Kata Pemkab Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Persiba Bantul (JIBI/Harian Jogja/Dok)

ISC B 2016 telah berjalan. Namun persoalan baru dialami oleh Persiba Bantul. Mereka terancam tak punya Mess karena bangunan diminta oleh Pemkab Bantul.

 
Harianjogja.com, BANTUL — Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga (Pora) Bantul Supriyanto Widodo mengatakan, sebagai pengelola bangunan pihaknya telah memberitahu kepada Persiba untuk mengosongkan mess.

Advertisement

Hal itu dilakukan setelah adanya perintah dari Bidang Aset Pemkab Bantul yang menarik kembali bangunan tersebut dari pengelolaan Kantor Pora.

Meski demikian, Widodo mengungkapkan, sampai saat ini batas waktu pengosongan mess secara pasti belum bisa ditetapkan, karena masih menunggu surat resmi dari Bidang Aset Pemkab Bantul.

“Kami hanya mendapatkan perintah karena bangunan itu diminta kembali oleh bidang Aset Pemkab. Mungkin tenggat waktunya sampai akhir bulan ini,” terangnya, Rabu (11/5/2016) malam.

Advertisement

Sebelumnya, skuat Persiba Bantul terancam diusir dari mess mereka, yang terletak di Jl. Bantul Km 9,5 Karanggede, Pendowoharjo, Sewon. Hal ini dikarenakan selama ini mess yang digunakan oleh skuat Laskar Sultan Agung tersebut adalah aset dari Pemkab Bantul.

“Gedung yang kami pakai sebagai mess pemain itu memang milik Pemkab Bantul. Dan sekarang kabarnya akan mereka minta lagi,” ungkap Media Officer Persiba Bantul Heri Fahamsyach.

Menurutnya, pemberitahuan terkait pengambil alihan Mess Persiba oleh Pemkab setempat itu tergolong mendadak dan membingungkan manajemen. Selain dihuni oleh para pemain Persiba Bantul dari luar DIY dan untuk menyimpan arsip-arsip tim.

Advertisement

“Mess itu sudah menjadi bagian tak terlepaskan dari Persiba. Di sana Persiba dan Kabupaten Bantul ini mulai dikenal secara nasional, disana juga awal prestasi Bantul di sepak bola nasional,” tegasnya.

Heri mengungkapkan saat ini manajemen Persiba kebingungan jika harus mencari tempat baru sebagai pengganti mess. Keterbatasan dana dan telah digulirkannya turnamen menjadi pertimbangan utama kesulitan pencarian tempat baru.

“Belum lagi terkait dengan psikologi pemain. Kami sangat khawatir, faktor psikologis itu akan mempengaruhi mental bertanding tim. Apalagi, saat ini grafik mental bertanding pemain tengah memuncak,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif