Soloraya
Rabu, 11 Mei 2016 - 14:40 WIB

INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN SRAGEN : 5 Ruang SMPN 2 Jenar Terancam Ambruk, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi lantai sekolah SMPN 2 Jenar, Sragen, yang mengalami kerusakan parah, Rabu (11/5/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Infrastruktur pendidikan Sragen, kegiatan belajar mengajar SMPN 2 Jenar terganggu akibat kerusakan bangunan.

Solopos.com, SRAGEN–Fasilitas ruang tata usaha, warung siswa, ruang bimbingan konseling, ruang kepala sekolah, dan bekas ruang laboratorium di SMPN 2 Jenar, Sragen terancam ambruk lantaran tanahnya ambles sejak dua tahun terakhir. Talut setinggi lima meter dan sepanjang 10 meter juga terancam ambruk. Di bawah talut buatan 2002 itu ada bangunan ruang kelas III dan II.

Advertisement

Kedua ruang kelas itu tak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena waswas dengan talut yang retak dan fondasinya sudah berlubang. Dua ruang itu digunakan untuk gudang dan unit kesehatan sekolah (UKS). Sebelumnya, UKS menempati ruang di sebelah selatan ruang TU yang kini menjadi ruang kegiatan pramuka. Ruang kelas III dan II menempati ruang lain.

Kepala Tata Usaha SMPN 2 Jenar, Edy Mulyono, saat ditemui wartawan, Rabu (11/5/2016), menyampaikan sekolah yang terletak di wilayah Desa Mlale, Kecamatan Jenar, itu dibuat pada 2002 dan diresmikan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto pada 2003. Dia menyampaikan pada rencana kegiatan anggaran tidak ada pembangunan talut itu. Karena struktur tanahnya berbukit, kata dia, dana untuk membangun gedung pertemuan dialihkan untuk membangun talut sepanjang 40 meter dan setinggi lima meter. Pada 2009, tanah uruk di bagian atas bukit mulai ambles dan mendesak bangunan talut. Bangun talut sisi selatah dan utara retak.

“Talut di bagian utara sudah diperbaiki dengan swadaya warga. Namun talut di sisi selatan belum diperbaiki dan mengancam bangunan dua kelas di bawahnya. Amblesnya tanah uruk itu pada 2009 itu juga berdampak pada ambles lantai teras di depan warung siswa. Lantai sepanjang enam meter dan lebar dua meter itu ambles sejak dua tahun terakhir. Kalau retakkannya mulai terjadi sejak 2009,” ujar Edy.

Advertisement

Tiga pilar penyangga atap teras itu juga ketarik ke bawah hingga agar miring ke barat. Amblesnya tiga pilar itu menarik sturktur atap dan kontruksi bangunan lainnya, yakni ruang warung siswa yang kini tak terpakai; ruang UKS yang kini digunakan untuk ruang pramuka; ruang BK, ruang bekas lapboratorium komputer, ruang kepala sekolah, dan ruang TU. Edy menunjukkan kondisi ubin lantai yang terbuat dari keramik juga mengelupas. Bahkan fondasi lantai itu juga ikut ambles sedalam 10 sentimeter. Keretak dinding juga dijumpai di dalam ruang TU dan ruang kepala sekolah, serta lobi depan sekolah.

Kepala SMPN 2 Jenar, Sapto Wasono, sudah bosan mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen. Sapto seperti putus asa karena tiga kali mengajukan permohonan bantuan selalu ditolak dengan alasan bukan fasilitas kegiatan belajar mengajar. Sapto menjadi kepala SMPN 2 Jenar mulai 2012. Sejak tahun itu pula, Sapto langsung membuat proposal bantuan ke Disdik Sragen.
Sapto sempat meminta langsung kepada Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman pada kegiatan srawung warga tetapi justru Bupati saat itu menyarankan agar ke Disdik.

“Pengajuan proposal itu kami lakukan pada 2012, 2013, dan 2014. Hanya pada 2015 lalu, saya tidak mengajukan permohonan bantuan. Sudah lelah, karena tidak ada dananya. Beberapa pejabat Disdik sudah survei ke sekolah tetapi juga tidak ada tindak lanjutnya,” tutur dia.

Advertisement

Sapto juga tak memungkinkan untuk menarik bantuan dari siswa. Persepsi masyarakat, kata dia, pendidikan gratis. “Kalau saya menarik uang ke siswa akan berujung permasalahan belakangan. Masyarakat sini tahunya sekolah gratis dan tidak bayar,” tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif