Jogja
Rabu, 11 Mei 2016 - 00:20 WIB

DEMO MAHASISWA : Demonstrasi Adalah Titik Klimaks Perjuangan Mahasiswa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Demo mahasiswa UGM, Senin (2/5/2016). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Demo mahasiswa dianggap sebagai titik klimaks perjuangan mereka

Harianjogja.com, JOGJA-Aksi menjadi sebuah titik klimaks perjuangan mahasiswa dalam mengawal sebuah kebijakan di area internal maupun eksternal kampus, ketika beragam langkah lain tak membuahkan hasil.

Advertisement

Seperti dikemukakan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Ali Zaenal, pada Minggu (8/5/2016). Ia mengatakan, contohnya saja dalam mengawal sejumlah isu yang diusung pada aksi Pesta Rakyat UGM 2 Mei 2016 lalu, mahasiswa telah menempuh jalan seperti audiensi, pertemuan langsung dengan pihak kampus.

Namun langkah tadi belum menunjukkan titik terang, bahkan mahasiswa melihat kampus seakan tak memiliki itikad baik untuk mengubah kondisi.

Dalam aksi yang melibatkan ribuan mahasiswa UGM itu, juga diangkat isu Uang Kuliah Tunggal (UKT), persoalan kebijakan UKT sejak digaungkan pada 2013 ini selanjutnya dinilai sebagai permasalahan yang dirasakan bersama oleh mahasiswa. Asas masalah bersama ini yang selanjutnya membuat mahasiswa mau dan bisa menyatukan diri dalam perjuangan bersama pada aksi 2 Mei silam.

Advertisement

“Kami selanjutnya perlu melihat, apakah kampus menepati janji mereka, dan mewujudkan apa yang disepakati dari pertemuan pada 2 Mei, kalau kampus tak menunjukkan itikad baik menepati janji mereka, tidak menutup kenungkinan kami bisa jadi akan menggelar aksi kembali. Namun kami juga akan tetap mengambil langkah seperti audiensi dan pertemuan juga,” kata dia.

Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Daerah Istimewa Yogyakarta (KAMMI DIY) Andi Hijrian mengatakan, ia menolak kalau KAMMI disebut jarang menggelar aksi. Karena ada serentetan aksi yang juga baru saja dilangsungkan, seperti aksi Hardiknas, MEA, evaluasi setahun presiden Joko Widodo, Freeport dan lainnya. Terlebih aksi-aksi yang dilangsungkan KAMMI tidak hanya aksi mandiri, melainkan juga bersatu dengan organisasi lain.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menambahkan, tak melulu aksi harus menunggu sebuah momentum, karena dalam prinsip KAMMI, ketika ada persoalan bangsa dan negara yang perlu dilruskan, maka mereka akan turun aksi.

Advertisement

“Konsep aksi menurut KAMMI tidak  harus turun ke jalan, ada pilihan lain yang bisa dilakukan, hanya pada poinnya langkah yang diambil selaras dengan prinsip KAMMI bahwa kebatilan adalah musuh abadi KAMMI,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif