News
Rabu, 11 Mei 2016 - 17:40 WIB

DANA ALOKASI KHUSUS : Jokowi: Evaluasi DAK Yang Nganggur

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi (JIBI/dok)

Dana alokasi khusus, Presiden Jokowi menginstruksikan DAK untuk dievaluasi karena minimnya transparansi.

Solopos.com, JAKARTA–Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan evaluasi penyaluran dana alokasi khusus (DAK), agar tidak mengulang preseden tahun lalu. Hal ini dikarenakan adanya lobi politik dan tidak transparan menjadi penyebab DAK banyak tak terpakai.

Advertisement

Jokowi menyatakan alokasi DAK yang besar pada 2015 belum diimbangi dengan realisasi belanja yang memadai. Tahun lalu, realisasi belanja DAK memang memprihatinkan. Presiden mencatat DAK pendidikan senilai Rp10,4 triliun, hanya terealisasi Rp2,6 triliun, untuk bidang kesehatan Rp1,9 triliun hanya terealisasi kurang dari sepertiga yakni Rp619 miliar.

Realisasi DAK pertanian juga tidak kalah menyedihkan, hanya Rp3,9 triliun dari pagu Rp6,1 triliun. Untuk itu, dia meminta para pembantunya untuk segera meninggalkan tradisi lama dan mulai melakukan penganggaran berdasarkan program prioritas.

“Yang sering kita lihat dalam prakteknya ditentukan oleh posisi tawar daerah atau praktek yang tidak transparan karena ada lobi, politisasi dan lain-lain. Oleh sebab itu, penyerapan DAK belum maksimal dan menimbulkan sisa di kas daerah yang tidak sedikit,” ujar Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu (11/5/2016).

Advertisement

Presiden menuturkan program pembangunan prioritas nasional sangat ditentukan oleh proses penganggaran yang efektif, tepat sasaran. Untuk itu, dia meminta adanya percepatan perbaikan mekanisme penganggaran tahun-tahun mendatang.

“Reformasi tata cara alokasi dan manajemen pengawasan. Alokasi DAK artinya kalau kita sudah anggarkan pelaksanaan dan pengawasan diikuti. Jangan sampai nanti akhir tahun tahu-tahu hanya rampung 30% atau 10%,” kata Jokowi.

Presiden menuntut agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan dan kementerian-kementerian teknis untuk memperbaiki kinerja pengawasan sehingga alokasi DAK tidak banyak menganggur di perbankan.

Advertisement

Presiden kembali menekankan praktek-praktek lobi untuk mendapatkan alokasi DAK harus dihapus. “Untuk menjamin bahwa DAK ini tepat sasaran, saya juga minta agar proposal dan pertanggungjawaban penggunaan DAK harus memuat informasi mengenai hasil pemanfaatan DAK. Ini untuk memudahkan manajemen pengawasan,” kata Presiden.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif