Soloraya
Selasa, 10 Mei 2016 - 02:10 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Intermoda Daya Tarik Investasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus Transjakarta (JIBI/Bisnis/Endang Muchtar)

Transportasi Solo, intermoda menjadi daya tarik investasi di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO–Intermoda transportasi dinilai akan semakin meningkatkan investasi di Solo sebagai kota bisnis dan perdagangan. Hal ini mengingat pembangunan infrastruktur menjadi salah satu daya tarik bagi investor.

Advertisement

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, menyampaikan persaingan mendatangkan investor antardaerah sangat ketat. Dia menilai apabila suatu kota tidak ada perbaikan dan pembenahan, investor enggan untuk masuk dan menanamkan modal. Apalagi kalau ditambah dengan perizinan yang sulit.

“Intermoda transportasi ini sangat bagus karena akan mendukung perkembangan investasi. Investor akan melihat hal itu sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan bisnis, apalagi Solo merupakan kota jasa dan perdagangan,” ungkap Herman saat ditemui Solopos.com di Loji Gandrung, Minggu (8/5/2016).

Dia mengungkapkan proyek transportasi intermoda ini ada dua leading sector, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan badan usaha milik negara (BUMN). Oleh karena itu, belum diketahui siapa yang akan membiayai proyek ini nantinya. Meski begitu, dia mengatakan intermoda ini nantinya akan memudahkan masyarakat untuk mengakses bandara.

Advertisement

Dia menyampaikan selama ini banyak masyarakat Solo dan sekitarnya yang memilih untuk ke Bandara Adisutjipto, Jogja karena akses yang mudah. Harapannya dengan adanya intermoda ini, Bandara Adi Soemarmo, Solo akan semakin ramai. Apalagi saat ini bandara di Jogja padat sehingga diharapkan limpahan penumpang dari Jogja bisa ditampung juga di Solo.

Executive Vice President (EVP) PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta, Hendy Helmy, mengatakan hingga saat ini belum diputuskan pendanaan untuk pembangunan transportasi intermoda di Solo. Dia mengungkapkan akan membicarakan hal ini dengan BUMN terkait, seperti PT Angkasa Pura (AP) I, PT Garuda Indonesia, dan BUMN terkait lainnya.

Hal ini mengingat dana yang dibutuhkan tidak kecil, yakni Rp1,2 triliun hingga Rp2,3 triliun hanya untuk pembangunan jalur. Nominal tersebut belum termasuk pembebasan lahan apabila nantinya pembangunan jalur baru yang dipilih dari tiga alternatif yang ada harus melewati lahan milik masyarakat.

Advertisement

Sementara itu, Pakar Transportasi asal Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menyampaikan hampir semua bandara internasional di dunia terhubung dengan stasiun. Namun ironisnya di Indonesia masih sangat terbatas bandara yang terhubung stasiun, bahkan bandara terpadat, yakni Bandara Soekarno Hatta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif