Jogja
Selasa, 10 Mei 2016 - 07:40 WIB

PELATIHAN GURU PAUD : Pendidik Harus Kuasai Pendidikan Karakter Anak

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Agar keberadaan PAUD tercapai dibutuhkan pengajar yang mengerti tumbuh kembang anak.

Harianjogja.com, SLEMAN- Tingginya kasus kekerasan yang melibatkan remaja dan anak dinilai semakin mengkhawatirkan. Kondisi tersebut tidak lepas dari peran serta guru khususnya dalam pendidikan karakter anak.
Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, sebanyak 100 guru dari 50 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) mengikuti pelatihan.

Advertisement

Kegiatan diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PD) tersebut bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) ini berkomitmen menyukseskan Gerakan PAUD Berkualitas.

Menurut isteri Mendes PDT Marwan Jafar, Ari Haryati, banyak anak-anak usia dini yang dimasukkan ke PAUD. Agar keberadaan PAUD tercapai dibutuhkan pengajar yang mengerti tumbuh kembang anak. “Tidak sembarangan orang menjadi guru PAUD. Mereka harus menguasai pendidikan karakter agar anak-anak memiliki memori yang bagus saat dewasa nanti,” jelas Ari disela-sela acara di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Kemendes PDTT Senin (9/5).

Jika anak-anak usia dini mengalami kekerasan dan preseden yang buruk, kata Ari, maka ia akan mengingat perlakuan tersebut hingga dewasa nanti. “Kekerasan yang terjadi pada anak usia dini, sering terjadi. Tidak hanya di rumah tetapi juga di luar rumah. Termasuk di sekolah. Maka guru harus memiliki peran untuk memberikan pendidikan karakter pada anak,” ujarnya.

Advertisement

Salah seorang pelopor pendidikan holistik berbasis karakter, Ratna Megawangi menyebut banyaknya lembaga PAUD di Indonesia rupanya tidak diimbangi dengan kualias layanan kepada peserta didik. Dia bahkan mempertanyakan kualitas pengajarnya yang dinilai belum sepenuhnya menguasai bidang PAUD. “Contohnya, pembelajaran baca, tulis dan hitung (calistung) yang diterapkan PAUD di Indonesia belum tepat. Karena pembelajaran yang diberikan lebih mengarah pada kognitif anak,” kata Ratna.

Seharusnya, lanjut isteri Kepala Bappenas Sofyan Djalil itu, pendidikan calistung diberikan dengan cara yang lebih menyenangkan anak. Guru dapat menyampaikan pembelajaran tersebut dengan permainan sehingga anak tidak sadar kalau ada unsur kognitif.

Pada pelatihan bagi guru PAUD, turut hadir istri Presiden Joko Widodo, Iriana Joko Widodo dan Mufidah Jusuf Kala selaku pembina OASE-KK. Kehadiran istri Presiden dan Wakil Presiden ini sebagai bentuk dukungan kepada para guru. Selain itu, dalam kesempatan tersebu kedua ibu negara tersebut menyempatkan diri melakukan penanaman pohon dan memanen pohon sawi yang ada di BBLM DIY.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Guru PAUD Paud
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif