Soloraya
Selasa, 10 Mei 2016 - 01:10 WIB

KEBUTUHAN POKOK KLATEN : Harga Sembako Mulai Merangkak Naik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Legi Solo melayani pembeli bawang merah, Senin (21/12/2015). Menjelang Natal dan Tahun Baru harga kebutuhan pokok melonjak. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kebutuhan pokok Klaten, sebulan menjelang Ramadan, harga Sembako mulai merangkak naik.

Solopos.com, KLATEN–Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Bersinar mulai merangkak naik menjelang Ramadan. Kenaikan harga tersebut diprediksi akan terus merangkak naik dalam beberapa pekan ke depan.

Advertisement

Salah satu pedagang di Pasar Induk Klaten, Sayem, 72, mengatakan kenaikan harga dimulai awal pekan ini. Sering kali, pelanggan Sayem sudah menyadari kenaikan harga sembako menjelang bulan puasa.

“Harga gula pasir naik dari Rp13.000 menjadi Rp15.000 per kilogram, gula jawa dari Rp15.000 menjadi Rp16.000 per kilogram, bawang merah dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram, bawang putih dari Rp33.000 menjadi Rp36.000 per kilogram,” kata Sayem, saat ditemui Solopos.com, di Pasar Induk Klaten, Senin (9/5/2016).

Pedagang sembako lainnya, Ngatmi, 45, memprediksi kenaikan harga akan terus berjalan hingga setelah Lebaran. Hal itu berdasarkan pengalaman beberapa tahun lalu. “Harga kentang juga naik dari Rp6.500 menjadi Rp8.000 per kilogram. Untuk harga cabai saat ini justru turun [cabai rawit dari Rp17.000 menjadi Rp15.000 per kilogram dan cabai merah dari Rp17.000 menjadi Rp15.000 per kilogram]. Penurunan harga cabai itu sudah satu pekan lalu,” katanya.

Advertisement

Pedagang ayam di Pasar Induk Klaten, Tari, 37, mengatakan harga daging ayam mengalami kenaikan signifikan. Harga per kilogram ayam naik dari Rp25.000 menjadi Rp30.000.

“Dengan adanya kenaikan ini, saya mengurangi stok. Biasanya dalam sehari, saya menyetok hingga 60 kilogram. Lantaran naik, daging ayam yang saya stok hanya 40 kilogram per hari. Kalau dari pelanggan, memang sudah menyadari kenaikan ini. Para pelanggan biasanya berharap barang tetap ada [tidak langka],” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif