Jogja
Selasa, 10 Mei 2016 - 23:20 WIB

KASUS INTOLERANSI JOGJA : "Gerakan Warga Selamatkan Jogja" Tuntut Tindak Pelaku Intoleransi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana saat pembubaran kegiatan pemutaran film "Pulau Buru Tanah Air Beta", Selasa (3/5/2016) malam. (Foto istimewa)

Kasus intoleransi di Jogja mendapat reaksi dari Gerakan Warga Selamatkan Jogja

Harianjogja.com, JOGJA-Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja beserta sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Warga Selamatkan Jogja, menggelar aksi di sejumlah titik di Kota Jogja, Selasa (10/5/2016).

Advertisement

Mereka meminta aparat kepolisian menindak tegas para pelaku intoleransi di Jogja baik dari ormas dan oknum aparat.

Aksi ini sebagai buntut pembubaran pemutaran film dokumenter Pulau Buru Tanah Air Beta dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers pada Selasa malam, (3/5/2016) lalu.

Saat itu ormas dari Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI), Forum Anti Komunis Indonesia (FAKI), bersama aparat kepolisian dan TNI mendesak untuk mengentikan acara.

Advertisement

Bahkan salah satu oknum polisi yakni Kompol Sigit Haryadi menyatakan pembubaran itu atas perintah Kapolda DIY dengan dalih berpotensi menimbulkan konflik.

Saat itu peserta diskusi dan pemutaran film bergeming dengan intimidasi tersebut dengan menyanyikan lagu Darah Juang. Namun karena tekanan pembubaran acara kian masif, terpaksa harus menghentikan acara.

Gerakan Warga Selamatkan Jogja sedianya menggelar aksi di halaman Mapolda DIY, kemarin. Namun saat bersamaan terdapat ormas berseragam FKPPI dan FAKI yang melakukan aksi di Mapolda DIY. Untuk menghindari benturan aksi Gerakan Warga Selamatkan Jogja akhirnya pindah tempat.

Advertisement

“Kami memilih pindah lokasi karena adanya potensi kekerasan dari kelompok intoleran,” kata Aktivis Warga Berdaya, Dodo Putra Bangsa, yang ikut dalam aksi tersebut.

Ia menyayangkan polisi tidak ada itikad baik untuk mencegah terulangnya kembali kekerasan.

Namun aksi Gerakan Warga Selamatkan Jogja akhirnya bisa digelar di beberapa titik di kawasan Malioboro, Jalan Senopati (Depan Taman Pintar), Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), kampus APMD, Atmajaya, dan di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif