Jogja
Senin, 9 Mei 2016 - 07:55 WIB

LIBURAN DI JOGJA : Apa Kabar Kantung Parkir Malioboro dan Ngabean?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Shuttle Wisata (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Liburan di Jogja, pemanfaatan infrastruktur belum maksimal.

Harianjogja.com, JOGJA – Libur di Jogja akhir pekan lalu mendorong wisatawan menghabiskan waktu di Jogja. Kebutuhan lahan parkir pun membludak. Beberapa areal parkir yang sudah disediakan pemerintah penuh, tetapi ada pula yang masih belum maksimal penggunaannya.

Advertisement

Area lantai dua di Tempat Khusus Parkir (TKP) I Malioboro yang menjadi lokasi parkir sepeda motor, Humas Komunitas Abu Bakar Ali Doni Rulianto menuturkan kondisinya jauh lebih ramai dari biasanya. Namun jumlah pengunjung yang parkir masih terbatas di lantai dua dan tidak membludak ke lantai tiga.

“Motor kalau tanggal merah kemarin hampir sama seperti saat hari libur biasanya, lantai dua penuh tapi memang tidak sampai membludak,” imbuhnya.

Sementara kondisi berbeda terjadi di Ngabean. Di gedung parkir Ngabean, area parkir bus relatif sepi selama masa libur panjang berlangsung. Ketua parkir Ngabean (Kopangab) Rubianto mengatakan selama libur panjang ini area parkir Ngabean tak terlalu populer sebagai alternatif parkir. Padahal dari sisi fasilitas area parkir ini terbilang cukup lengkap dan sudah dilengkapi angkutan shuttle wisata Si Thole.

Advertisement

Saat libur panjang ini, dari kapasitas parkir 40 bus hanya sekitar 50-70% saja yang terisi. Kondisi parkir mobil pribadi di lantai dua menurutnya lebih parah karena tak banyak pengunjung dengan kendaraan pribadi yang memilih parkir di Ngabean.

Rubi menduga penyebab sepinya gedung parkir Ngabean karena pengemudi bus lebih memilih untuk parkir di pinggir jalan seperti di jalan Brigjend Katamso atau KH. Ahmad Dahlan. Meskipun tarif untuk parkir di tepi jalan umum menurutnya lebih mahal, tetapi parkir di jalan-jalan itu jauh lebih dekat ke arah Malioboro. Pengunjung pun tak perlu berjalan terlalu jauh untuk mencapai jalan yang menjadi pusat wisata belanja di Jogja itu.

“Padahal sudah banyak yang mengarahkan untuk perkir di sini, tarif kami juga resmi dari Dishub, yang lain mungkin bisa sampai Rp100.000,” kata dia.

Advertisement

Kondisi itu pun membuat Rubi mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menindak parkir liar di tepi jalan. Pasalnya bila tak ada ketegasan dan hal serupa terus terulang maka Ngabean tak lebih sebagai sebuah proyek gagal.

“Kami sudah berusaha keras, tinggal pemerintah bisa menindak bus dan mobil yang parkir di pinggir jalan tidak,” Imbuh Rubi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif