Jogja
Senin, 9 Mei 2016 - 20:55 WIB

INVESTASI KULONPROGO : Bandara Jadi Daya Tari Perbankan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Investasi Kulonprogo menjadi menarik dengan akan dibangunnya bandara

Harianjogja.com, JOGJA-BPR Shinta Putra Pengasih siap menghadapi persaingan perbankan di daerah Kulonprogo. Adanya bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) nanti, membulatkan tekad BPR yang lahir sejak 1996 ini untuk membuka kantor kas baru di dekat bandara tersebut.

Advertisement

Bandara baru di Kulonporogo diyakini menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya. Pun dengan BPR-BPR yang akan masuk dan bersaing di Kulonprogo.

“Kami sedang menyiapkan kantor kas baru di Temon. Kami siap berekspansi menyambut investor di Kulonprogo,” kata Direktur Utama BPR Shinta Putra Pengasih Wulfram Margono, baru-baru ini.

Saat ini BPR yang berkantor pusat di Jl. Mandung Km 0,5 Terbah, Pengasih, Kulonprogo ini memiliki dua kantor kas yang tersebar di Kalibawang dan Brosot Galur.

Advertisement

Pria yang akrab disapa Argo ini mengatakan, pertambahan kantor kas BPR sudah mulai bermunculan di Kulonprogo. Hal ini tentu semakin menggerus pasar BPR Shinta Putra Pengasih jika tidak ada upaya ekspansi pertambahan kantor kas.

BPR Shinta Putra Pengasih sendiri telah menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil menutup kerugian yang dialami sejak 2011. Argo mengatakan, pada tahun 2011, BPR ini sempat menanggung rugi sebesar Rp1,5 miliar.

Berkat kerja keras seluruh karyawan, Direksi dan Komisaris BPR Shinta Putra Pengasih dan didukung oleh produk yang ditawarkan kepada nasabah berupa Simpanan Masa Depan (SIPMAS), perlahan-lahan BPR Shinta Putra Pengasih mulai membaik. SIPMAS  merupakan sebuah produk bank dengan sistem arisan yang telah diikuti sebanyak 39 grup atau masing-masing grup sebesar 200 rekening.

Advertisement

Argo mengatakan, produk ini banyak diminati masyarakat. Kontribusinya pun mampu untuk mengembangkan penyaluran kredit dan berujung untuk menutup kerugian yang dialami BPR Shinta Putra Pengasih.

“Kontribusinya [produk SIPMAS] Rp250 juta per bulan,” kata Argo. Berkat produk ini, pada tahun 2014, BPR Shinta Putra Pengasih mampu menutup kerugiannya dan meraup untung.

Pada tahun 2011, aset yang dimiliki sebesar Rp16 miliar dan OSC sebesar Rp14 miliar dan dengan angka Non Perfoarming Loan (NPL) net sebesar 18%. Sedangkan per April 2016, aset bank sudah naik menjadi Rp34,1 miliar dan NPL net tinggal 1,9%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif