News
Minggu, 8 Mei 2016 - 11:00 WIB

UJIAN NASIONAL SMP : Jumlah Peserta UNBK SMP di Solo Capai 4.392 Siswa

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional SMP (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Ujian nasional (UN) SMP di Solo, setidaknya akan diikuti 4.392 siswa.

Solopos.com. SOLO – Jumlah siswa SMP sederajat di Kota Solo yang tercatat sebagai peserta Ujian Nasional berbasis komputer (UNBK) 2016 sebanyak 4.392 orang dari 20 sekolah. Namun ada 1 siswa SMP Negeri (SMPN) 27 Solo yang meninggal dunia karena sakit.

Advertisement

Hal itu menurut informasi yang diterima solopos.com dari Proktor Utama SMPN 27 Solo, Saptono, saat dihubungi solopos.com, Rabu (4/5/2016).

“Untuk peserta dari SMPN 27 tercatat ada 173 oranh, namun ada 1 siswa yang meninggal dunia karena sakit beberapa waktu lalu,” ungkap Saptono, Rabu tersebut.

Advertisement

“Untuk peserta dari SMPN 27 tercatat ada 173 oranh, namun ada 1 siswa yang meninggal dunia karena sakit beberapa waktu lalu,” ungkap Saptono, Rabu tersebut.

Sementara itu, sinkronisasi di sekolah-sekolah pelaksana UNBK dilaksanakan Sabtu-Minggu (7-8/5/2016).

Dihubungi melalui ponselnya, Sabtu, Kasi Kurikulum Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Waliyono, mengemukakan, jadwal sinkronisasi untuk SMP-SMP pelaksana UNBK ditentukan panitia pusat.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, tahun ini tercatat ada 20 sekolah, terdiri atas 19 SMP dan 1 MTs, yang akan melaksanakan UNBK mulai Senin hingga Kamis (12/5/2016). Sesuai Prosedur Standar Operasional (POS) UN 2016, jadwal UNBK sama dengan UN berbasis kertas, Senin-Kamis tersebut masing-masing Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdikpora Solo, Bambang Wahyono, menyatakan kesiapan sekolah-sekolah pelaksana UNBK tersebut sudah optimal. Dalam pelaksanaannya, mayoritas ujian terbagi dalam tiga sesi per hari, walaupun ada beberapa yang terbagi menjadi dua sesi saja.

“Hal ini tentu disesuaikan dengan ketersediaan komputer di sekolah. Kalau jumlah komputer memadai untuk dua sesi, sekolah membaginya jadi dua sesi, tapi memang saat ini mayoritas masih tiga sesi, yakni pagi, siang, dan sore,” terangnya.

Advertisement

Bambang menambahkan, meskipun pihaknya telah berkoordinasi dengan PT. PLN agar tidak melakukan pemadaman listrik saat pelaksanaan UN, sekolah tetap diwajibkan menyediakan genset sebagai antisipasi.

“Yang namanya alat kadangkala di luar kemampuan kita. Mungkin saja nanti ada sesuatu yang tidak kita inginkan, justru terjadi. Sehingga untuk mengantisipasi, sekolah wajib menyediakan genset sewa karena rata-rata sekolah belum memiliki genset. Harapan kami, jika ternyata listrik tiba-tiba padam karena sesuatu hal yang tidak kita duga, insiden itu tidak sampai menimbulkan keresahan peserta UN,” jelasnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif