News
Minggu, 8 Mei 2016 - 11:45 WIB

PEMERKOSAAN BENGKULU : Puisi Keprihatinan “Nyala untuk Yuyun” dari Menag Lukman Hakim

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lukman Hakim Saifuddin (mpr.go.id)

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menuliskan puisi keprihatinan untuk Yuyun

Solopos.com, JAKARTA – Tragedi yang menimpa Yuyun, 14, korban perkosaan 14 pria mengundang keprihatinan tokoh-tokoh nasional, tak terkecuali Menteri Agama Lukman Hakim Saifudding.

Advertisement

Pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, warga Desa Kasie Kasubun, Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong, Bengkulu, oleh 14 pelaku, Sabtu (2/4/2016), mengundang respons banyak pihak.

Salah satunya adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang mengungkapkan keprihatinannnya dalam bentuk puisi.

Advertisement

Salah satunya adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang mengungkapkan keprihatinannnya dalam bentuk puisi.

Berikut puisi Menag seperti dikutip situs Kementerian Agama.

Nyala Untuk Yuyun

Advertisement

Pada kasus di Bengkulu yang begitu menghentak
Semua pelaku adalah remaja yang habiskan waktu dengan arak
Anak-anak putus sekolah yang kehilangan akal sehat
Melampiaskan energinya dengan berbuat jahat
Kondisi orang tua dan lingkungan setempat tak kalah kusut
Terimpit beban hidup yang silang sengkarut
Ditambah pengabaian dan pembiaran elit
Kompleksitas persoalan menjadi begitu komplit

Kasus Yuyun makin nyalakan sinyal bahaya yang bikin miris
Remaja putri dibayangi kekerasan seksual teramat sadis
Trauma seumur hidup atau berujung kematian tragis
Remaja putra diintai bahaya pornografi dan miras sarat mudarat
Membuat mereka mati nalar jadi nekat berbuat jahat dan bejat

Sinyal bahaya itu harus kita seriusi dengan segala perhatian
Hukum pelaku dengan sanksi berat yang cerminkan keadilan
Perkuat ketahanan keluarga sebagai penjaga kebaikan
Perbanyak aktivitas pendidikan keremajaan
Hindari cara pandang misoginis yang puritan
Tingkatkan kepekaan atas potensi kekerasan anak dan perempuan

Advertisement

Selama ini kaum perempuan diposisikan sebagai biang masalah
Perempuan korban kekerasan seksual justru dituding salah
Upaya pencegahan hanya fokus pada satu sisi berat sebelah
Berkutat pada perempuan dilarang mengundang nafsu pria
Ini seperti penggembala yang diminta
Agar dombanya jangan menggoda serigala

Padahal dalam kasus Yuyun yang begitu pilu
Korban sama sekali tak hendak mengundang nafsu
Mempersoalkan baju yang ia pakai sungguh amat keliru
Ia dalam perjalanan pulang dari kegiatan mulia mencari ilmu
Rute yang ditempuh pun sudah biasa dia tahu
Ia bukan penyebab tragedi seperti yang dituduhkan itu

Maka belajar dari kasus ini
Ada cara lebih adil untuk menekan risiko terjadi
Yaitu dengan massif menanamkan kesadaran diri
Bahwa kapan dan dimana pun anak dan perempuan wajib dilindungi
Juga perlu dicari apa penyebab nafsu syahwat tak terkendali
Hingga hilang kewarasan berbuat keji tak manusiawi
Bila ternyata pemicunya adalah miras dan pornografi
Penyalahgunaan dua hal itu harus pula dibasmi

Advertisement

Kasus ini sungguh menampar kita semua
Menyadarkan betapa tugas memanusiakan manusia
Menjadi semakin tak sederhana

Yuyun sayang
Kamu telah berpulang
Kembali kepadaNya dalam dekapan kasih sayang

Kematianmu tak boleh sia-sia
Kita di sini akan terus berjaga
Lentera perlindungan anak dan perempuan harus terus menyala

Kamis, 5 Mei 2016, Lukman Hakim Saifuddin

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif