Jateng
Jumat, 6 Mei 2016 - 21:50 WIB

POSYANDU REMAJA : Dari FK Undip, Konsep Posyandu Remaja Diharapkan Menular...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengukuran berat dan tinggi remaja. (pediatrics.about.com)

Posyandu remaja digagas tiga dosen Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sebagai jalan keluar masalah gizi remaja.

Semarangpos.com, SEMARANG – Tiga dosen Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengenalkan konsep pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja. Konsep posyandu remaja diharapkan menular ke berbagai daerah sebagai solusi masalah gizi remaja.

Advertisement

Konsep posyandu remaja itu berbeda dari posyandu yang selama ini ada, hanya sebagai tempat menimbang atau kegiatan untuk memberi makanan tambahan pada bayi di bawah usia lima tahun (balita). “Posyandu remaja menyasar para remaja utamanya pelajar SMA,” kata dosen Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang, Etika Ratna Noer, Selasa (19/4/2016).

Alasan pembentukan posyandu remaja, menurut dia, karena masalah gizi untuk remaja, terutama pelajar SMA  selama ini masih diabaikan. Padahal sebagai remaja, pelajar SMA sedang mengalami masa pubersitas, mengalami tumbuh kembang yang cepat sehingga terjadi peningkatan kebutuhan gizi.

“Peningkatan kebutuhan gizi ini apabila tidak diimbangi dengan pola makan yang benar dan aktivitas fisik akan muncul obesitas [kegemukan],” ujarnya.

Advertisement

Untuk itu, Etika Ratna Noer bersama dua rekanya yakni Fillah Fithra Dieny  S.Gz, M.Si, dan Binar Panunggal S.Gz, MPH mengenalkan konsep posyandu remaja. “Posyandu remaja ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat bersifat berkelanjutan dengan model pemberdayaan yang bekerja sama dengan SMAN 1 dan SMAN 2 Kota Semarang,” beber Ratna panggilan Etika Ratna Noer.

Pelajar SMAN 1 dan SMAN 2 menjadi projek percontohan pembentukan posyandu remaja di Kota Semarang. “Dukungan teknis dan dana pembentukan posyandu remaja bersumber dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2016, melalui hibah Iptek bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ratna menambahkan, kasus obesitas pada remaja saat ini terus meningkat tajam karena terjadinya pergeseran pola makan dan aktivitas fisik. “Bila tidak dilakukan penanganan yang tepat dapat menimbulkan sindrom metabolik pada usia yang lebih dini,” tandasnya.

Advertisement

Sindrom matabolik untuk menggambarkan kombinasi dari sejumlah kondisi yakni hipertensi, kadar gula darah yang tinggi, kadar kolesterol yang buruk yang dialami secara bersamaan sehingga resiko terkena penyakit jantung dan stroke. Menurut Fillah Fitra, untuk mencegah masalah obesitas pada pelajar SMA, diperlukan upaya berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai gizi yang baik.

Pasalnya, karakteristik remaja cukup unik yang ditandai adanya keterikatan dengan teman sebaya. Pengaruh teman sebaya sangat kuat terhadap perilaku makan dibanding dengan orang tua. “Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui posyandu remaja.Agar hasilnya optimal, maka melibatkan partisipasi aktif pelajar SMA sebagai subjek. Pelajar SMA nantinya menjadi penggerak posyandu remaja,” ujar dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif