SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang sayuran, Yati (kanan), berbincang dengan pedagang sayuran lainnya (kiri) di Pasar Kranggan, Rabu (6/4/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)
Harga kebutuhan pokok untuk sejumlah komoditas naik
Harianjogja.com, JOGJA–Selama masa libur panjang dan jelang Ramadhan, permintaan bahan pangan di pasaran mengalami kenaikan. Hal itu diikuti pula dengan kenaikan harga beberapa bahan pangan.
Satu pedagang daging ayam broiler di Pasar Kranggan, Jogja, Putri mengatakan, per Jumat (6/5/2016) harga daging ayam kembali naik Rp1.000 per kg menjadi Rp31.000 per kg. Ia mengaku hanya bisa mengikuti kondisi di pasar karena harga dari distributor juga mengalami kenaikan.
“Saat ini kan banyak pernikahan, jadi permintaan banyak. Selain itu, saat ini sedang libur panjang,” ungkap dia kepada Harianjogja.com di Pasar Kranggan, Jogja, Jumat (6/5/2016).
Masa-masa seperti sekarang ini turut membuat penjualan daging ayam naik sekitar 20 ekor. Ia mengaku, dalam sehari bisa menjual hingga 100 ekor ayam dengan berat bervariasi. Untuk ayam ukuran besar, per ekor bisa memiliki berat satu kg lebih sedikit, sedangkan ayam ukuran kecil biasanya tidak ada satu kg.
Sementara itu, untuk sayuran, harga cenderung stabil kecuali untuk kol. Pedagang sayuran di Pasar Kranggan Yati mengungkapkan, harga kol naik dua kali lipat yakni dari harga Rp4.000 hingga Rp5.000 per kg menjadi Rp9.000 per kg. Kondisi ini sudah berlangsung sekitar dua minggu.
“Pasokan kurang karena daerah penghasil kol saat ini sedang ditanami tembakau,” kata dia.
Harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan dari Rp20.000 per kg menjadi Rp22.000 hingga Rp24.000 per kg. Bawang putih naik dari Rp20.000 per kg menjadi Rp34.000 hingga Rp35.000, dan bawang merah stabil di harga Rp40.000 per kg.
“Harga cabai rawit merah justru turun dari Rp30.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg,” jelas dia.
Sementara itu, harga gula pasir terus mengalami kenaikan. Lurah Pasar Beringharjo Timur Sumarno mengatakan, saat ini harga gula pasir mencapai Rp15.000 per kg. “Stoknya kurang. Pasokan dari Jawa belum ada karena belum menggiling [tebu]. Sementara ini, pasokan berasal dari Lampung,” kata dia.