Soloraya
Rabu, 4 Mei 2016 - 09:30 WIB

WARGA BUTUH BANTUAN : Lumpuh, Bocah Balita Karanganyar Ini Ingin Sembuh

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Kranggan, RT 001/RW 010, Desa Nglurah, Tawangmangu, Tumiyem, 38, memangku anaknya, Della Kurnia Putra, 5, saat menemui wartawan di rumahnya, Senin (2/5/2016). (Istimewa/Dokumentasi Dshubkominfo Karangayar)

Warga butuh bantuan, Della bocah balita asal Karanganyar ini membutuhkan uluran tangan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Della Kurnia Putra, 5, mengalami lumpuh. Kaki dan tangan bocah itu kaku tak bisa ditekuk.

Advertisement

“Saya Tumiyem, 38. Ini anak perempuan saya, Della Kurnia Putra, 5. Anak kelima dari enam bersaudara. Saya janda,” kata wanita yang sehari-hari tinggal di Kranggan RT 001/RW 010, Desa Nglurah, Tawangmangu, Karanganyar, Senin (2/5/2016).

Tumi, sapaan akrab Tumiyem, menjanda sejak dua tahun lalu. Suaminya, Mardi, meninggal karena sakit. Mardi meninggal setelah Tumi melahirkan anak keenam. Mereka tinggal di Dukuh Kranggan RT 001/RW 010, Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Mereka menempati rumah milik seorang dermawan tanpa membayar sewa.

Advertisement

Tumi, sapaan akrab Tumiyem, menjanda sejak dua tahun lalu. Suaminya, Mardi, meninggal karena sakit. Mardi meninggal setelah Tumi melahirkan anak keenam. Mereka tinggal di Dukuh Kranggan RT 001/RW 010, Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Mereka menempati rumah milik seorang dermawan tanpa membayar sewa.

Rumah terdiri dari ruang depan berfungsi sebagai tempat tidur, satu kamar tidur, dan dapur. Atap pada bagian teras sudah lapuk pada beberapa bagian.

Halaman rumah terdapat tanaman hias yang ditanam menggunakan polybag. Tumi bekerja sebagai buruh serabutan, yakni penjahit di konveksi dekat rumah dan penjual tanaman hias di Solo Baru Sukoharjo setiap Minggu. Penghasilannya Rp30.000-Rp50.000 per hari.

Advertisement

Saat Solopos.com, menyentuh jemari tangan Della. Telapak tangan, tangan, dan kaki selebar 2-3 jari orang dewasa. Kulit membalut tulang saja. Namun, kepala Della sedikit lebih besar apabila dibandingkan tubuhnya. Della tidak dapat menggerakkan kaki dan tangannya.

Dia hanya dapat menggerakkan kepala saat tidur. “Dulu sempat didiagnosis hydrocephalus saat kecil karena kepalanya membesar. Dulu awalnya demam tinggi saat usia sepuluh hari. Saya bawa ke Puskesmas Tawangmangu. Turun panasnya. Lalu panas lagi, lagi, dan lagi. Enggak setiap hari tetapi hampir sering panas,” cerita dia sembari mengusap dan mengecup pipi Della.

Kejang

Advertisement

Puncaknya, tubuh balita yang lahir 10 Oktober itu kejang saat usia sekitar 2 tahun. Tumi memeriksakan ke Puskesmas Tawangmangu. Pihak puskesmas menyarankan agar Della mendapatkan terapi. Tumi mengingat-ingat ucapan dokter di puskesmas yang memeriksa Della.

“Katanya pertumbuhan tulang lambat. Dulu memang kepalanya besar, tetapi sekarang mendingan. Dulu tangan dan kaki kaku, hanya nekuk saja. Badannya juga dingin. Sekarang sudah bisa lemas, bisa digerak-gerakkan. Suhu tubuh juga normal setelah mendapatkan obat dari pak dokter. Lupa namanya tapi katanya dokter pribadi Pak Ganjar [Gubernur Jawa Tengah],” ujar dia.

Tumi mengaku berhenti membawa Della ke puskesmas sejak dua tahun lalu. Alasannya, pihak puskesmas tidak segera memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Padahal, pihak puskesmas menjanjikan surat rujukan. Tumi pun enggan menagih. Tumi memilih merawat Della sendiri.

Advertisement

“Saya pijat pakai minyak setiap pagi sebelum mandi. Supaya lemas otot-ototnya. Kalau dulu terapi di puskesmas itu cuma Kamis. Saya ingin Della bisa seperti anak seusianya. Bisa sembuh. Apapun akan saya lakukan untuk Della,” ujar dia sembari mencubit hidung Della.

Della tertawa karena ibunya mencubit hidungnya. Tumi bercerita bahwa Della selalu bahagia saat teman sebayanya datang dan mengajaknya bermain. “Anak saya belum punya jamkesda atau kartu apapun. Jadi kalau periksa ya pakai kartu Jamkesda saya.”

Sementara itu, Camat Tawangmangu, Sibun, mengaku sudah mendapat laporan tentang kondisi balita itu. Dia menyampaikan akan mengecek bersama petugas Puskesmas Tawangmangu secepatnya.

“Kami akan ajak puskesmas cek langsung ke sana [rumah Della]. Sebetulnya Yayasan Disabilitas di Tawangmangu sudah pernah datang ke situ. Nanti saya koordinasi dengan pak kepala puskesmas. Bagaimana baiknya. Kami pasti membantu memfasilitasi. Segera kami selesaikan,” tutur Sibun saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (2/5/2016).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif