Lifestyle
Rabu, 4 Mei 2016 - 03:30 WIB

KULINER SOLO : Ingin Makan Enak dan Belajar Bahasa Prancis, Café Librairie Tempatnya

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung Café Librairie di Jl. Lumban Tobing No. 2, Stabelan, Banjarsari, Solo, Yuli Ardika, bersantai di kafe tersebut. Foto diambil pekan lalu. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Kuliner Solo diramaikan dengan hadirnya Cafe Librairie yang menawarkan kuliner sekaligus pengetahuan.

Solopos.com, SOLO – Umumnya, kafe menitikberatkan pelayanan melalui menu makanan dan minuman yang menggugah selera. Namun, hal berbeda coba dihadirkan Café Librairie yang berada di Jl. Lumban Tobing No. 2, Stabelan, Banjarsari, Solo. Selain menawarkan makanan dan minuman, pengelola memberikan pendampingan belajar bagi siswa dan mahasiswa yang ingin belajar Bahasa Prancis.

Advertisement

Kafe itu adalah bagian dari kediaman Sutanto, pakar IT dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Namun, pengelolaan kafe dan segudang aktivitas kreatif lainnya diserahkan kolega Sutanto yang merupakan seorang warga Perancis, Mathieu.

Mathieu, 30, saat berbincang dengan Koran Solo pekan lalu, mengatakan awalnya ia membantu Sutanto dalam hal pertukaran pelajar dari Indonesia dan Prancis. Dalam perjalanannya, ada satu hal yang menjadi rumusan bersama, yaitu kemampuan bahasa asing, khususnya Prancis harus diasah sejak dini.

Advertisement

Mathieu, 30, saat berbincang dengan Koran Solo pekan lalu, mengatakan awalnya ia membantu Sutanto dalam hal pertukaran pelajar dari Indonesia dan Prancis. Dalam perjalanannya, ada satu hal yang menjadi rumusan bersama, yaitu kemampuan bahasa asing, khususnya Prancis harus diasah sejak dini.

“Saya juga menjadi perantara adanya sister school antara SMAN 1 Solo dengan sekolah di Prancis. Kami di sini berupaya menyiapkan kemampuan bahasa siswa sejak SMA, bahkan SMP,” ujarnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Lelaki yang akrab disapa Mamat itu mengatakan nama kafe menggunakan Bahasa Prancis. Ada banyak koleksi buku berbahasa Prancis dan Bahasa Indonesia tersedia secara gratis di kafe tersebut. Pengunjung bisa menikmati hidangan sambil membaca beragam buku yang disediakan di sana.

Advertisement

Kafe yang berlokasi tak jauh dari Monumen ’45 Banjarsari itu terbuka bagi seluruh masyarakat. Mereka juga menerima kehadiran komunitas yang ingin menggelar acara di sana. Ada satu ruang di lantai bawah yang kondusif untuk belajar. Ada pula ruangan di lantai II yang bisa digunakan untuk nonton bareng atau melakukan beberapa aktivitas.

“Tema yang ingin kami usung di kafe ini adalah pendidikan, sosial dan ekologi. Kami membantu semua pihak yang ingin mengembangkan entrepreneurship. Kami ingin menciptakan mall kreatif. Bukan tempatnya yang besar, tapi ide-idenya yang besar,” kata dia.

Salah seorang pengelola, Sadiyono, 38, mengatakan ada beberapa jasa dan produk yang ada di kafe itu, yaitu kafe, bimbingan Bahasa Prancis, bimbingan belajar [semua mata pelajaran khususnya sains], wikimatika, penjualan buku bernama Susano Books, jasa pengiriman paket untuk wilayah Soloraya, education tour, penjualan mie dan beras organik. Mereka masih membuka kesempatan bagi pihak yang ingin berkembang bersama.

Advertisement

Uniknya, kafe itu juga membuat program bernama Bubur Sedekah yang diadaptasi dari kebiasaan kafe-kafe di Perancis. Para pengemis atau orang yang tidak mampu boleh meminta makanan dan minuman yang sebelumnya sudah dibayar oleh orang lain.

“Di Perancis, biasanya orang beli dua kopi tapi hanya satu yang diminum. Satu jatah kopi itu bisa diminta pengemis yang tak punya uang. Kami masih mengedukasi masyarakat tentang hal ini. Datanglah kemari dan mari bersama membangun Kota Solo,” tutur dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif