Jatim
Rabu, 4 Mei 2016 - 05:05 WIB

BUDAYA MEMBACA : Pemkab Ngawi Gelar Lomba Bercerita Asal Usul Desa

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Inilah peserta lomba bercerita asal usul desa dan lomba implementasi budaya baca melalui uji cerdas cermat yang diselenggarakan Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Ngawi, Selasa (3/5/2016). (ngawikab.go.id)

Budaya membaca di Kabupaten Ngawi ditingkatkan dengan berbagai kegiatan, salah satunya lomba bercerita untuk pelajar SD.

Madiunpos.com, NGAWI — Puluhan siswa dari tingkat SD/sederajat hingga SMA/sederajat di Ngawi mengikuti lomba bercerita asal usul desa dan lomba implementasi budaya baca melalui uji cerdas cermat. Lomba ini bertujuan supaya generasi muda lebih mencintai dan gemar membaca.

Advertisement

Kepala Kantor Perpustakaan dan Kerasipan Kabupaten Ngawi, Yoni Warsono, mengatakan lomba cerita asal usul desa diikuti puluhan siswa SD/sederajat dari berbagai sekolah di Ngawi dan lomba implementasi budaya baca melalui uji cerdasar cermat diikuti 64 pelajar SMA/MA se-Ngawi.

Selain dua lomba itu, pihaknya juga menyelenggarakan lomba perpustakaan desa yang diikuti oleh 13 desa.

Advertisement

Selain dua lomba itu, pihaknya juga menyelenggarakan lomba perpustakaan desa yang diikuti oleh 13 desa.

Yoni menyampaikan kegiatan yang dilakukan setiap tahun ini mengalami jumlah peserta setiap tahunnya. Ini menjadi bukti bahwa animo masyarakat terhadap minat baca semakin tinggi.

“Ada 27 cerita asal usul desa yang dipentaskan siswa SD dalam perlombaan itu. Ini menjadi salah satu bukti bahwa siswa semaki berani untuk unjuk kebolehan di depan penonton dan dewan juri,” ujar dia saat membuka lomba tersebut di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, Selasa (3/5/2016).

Advertisement

Selain itu, perpustakaan juga penting untuk mengubah perilaku masyarakat Jawa Timur dari yang tidak suka membaca menjadi masyarakat yang suka membaca.

Menurut dia, meningkatkan kegiatan membaca pada usia dini bertujuan supaya nanti ke depannya membaca menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

“Masyarakat di zaman sekarang mengalami lompatan budaya atau lompatan tahapan dari masyarakat tradisional ke tahap masyarakat modern, ada satu tahapan yang dilewatkan yaitu tahapan literasi, dan saat ini tahapan itu terlewatkan,” terang dia yang dikutip Madiunpos.com dari ngawikab.go.id, Selasa.

Advertisement

Pelewatan tahapan tersebut, tambah dia, membuat masyarakat menjadi malas untuk membaca dan lebih cenderung senang menghabiskan waktu untuk menonton televisi.

Sudjono menyampaikan untuk mencegah hal tersebut menjadi lebih buruk lagi, generasi muda harus lebih mencintai dan gemar membaca, sehingga bisa melahirkan generasi muda penerus bangsa yang cinta baca.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, mengatakan Pemkab Ngawi sangat gembira atas terselenggaranya lomba bercerita yang tujuannya untuk mencari pelajar yang berprestasi. Hal ini juga untuk meningkatkan minat baca bagi generasi muda di masa mendatang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif