Jogja
Rabu, 4 Mei 2016 - 02:40 WIB

BANTUAN PEMERINTAH : Bantuan Kapal KKP Tak Direspons Nelayan Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang nelayan Ngrenehan, Desa Kanigoro, Saptosari sedang memerbaiki jaring untuk keperluan menangkap ikan. Adanya bantuan kapal ukuran sepuluh GT ternyata kurang diminati oleh para nelayan di Gunungkidul. Foto diambil beberapa waktu lalu

Hingga saat ini tidak ada nelayan yang tertarik menerima bantuan tersebut.

Harianjogja.com, TEPUS
– Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul menyayangkan sikap nelayan yang tak merespons bantuan sepuluh kapal ukuran sepuluh Gross ton (GT) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pasalnya hingga saat ini tidak ada nelayan yang tertarik menerima bantuan tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul Agus Priyanto mengatakan, keengganan menerima bantuan kapal bukan hanya terjadi terhadap nelayan yang berada di Gunungkidul. Sebab kondisi ini juga terjadi bagi nelayan di Kulonprogo dan Bantul, karena sepuluh kapal ini merupakan total bantuan untuk nelayan di wilayah perairan DIY.

Advertisement

“Bukan hanya nelayan dari Pantai Sadeng hingga Gesing yang menolaknya, tapi nelayan lain di DIY juga mengalami hal yang sama,” kata Agus kepada Harian Jogja, Selasa (3/5/2016).

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang mendasari penolakan bantuan itu. Salah satunya, nelayan merasa keberatan dengan operasional kapal yang lebih besar seiring dengan ukuran kapal yang digunakan.

Permasalahan lainnya, sambung Agus, juga berkaitan dengan Sumber Daya Manusia. Selama ini nelayan hanya mengoperasikan kapal dengan ukuran di bawah lima GT, sehingga butuh proses pembelajaran dan pelatihan untuk mengoperasionalkan kapal bantuan tersebut. “Selain itu, daya juang nelayan kita juga masih kurang. Mereka masih terbiasa berangkat malam pulang pagi. Padahal untuk mengoperasionalkan kapal ini butuh waktu berhari-hari di lautan,” tutur mantan Kepala Satpol PP ini.

Advertisement

Lebih jauh dikatakan Agus, program bantuan kapal diberikan dengan harapan agar bisa menyejahterakan kehidupan nelayan. Dengan kapal ukuran sepuluh GT, nelayan bisa memiliki daya jelajah penangkapan yang lebih luas, sehingga peluang mendapatkan ikan akan lebih besar lagi.

“Kami tidak tahu permasalahannya seperti apa? Padahal kalau bisa melaut dengan jarak 25 mil ke atas, potensi ikannya sangat melimpah. Jenis tangkapannya pun juga bervariasi, mulai dari tongkol, tuna, cakalang dan masih banyak ikan yang lain. Tapi sayang tidak ada yang meresepon, apalagi kapal siap diberikan di tahun ini,” papar dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul Rujimanto membenarkan adanya respon yang kurang baik tentang pemberian bantuan kapal dari pemerintah pusat. Dia menilai penolakan ini erat kaitannya dengan kualitas kapal yang diberikan.

Advertisement

Berdasarkan penuturan dari nelayan, kata Rujimanto, bahan pembuatan kapal dengan fiberglass membuat nelayan khawatir karena rentan terjadi kecelakaan. Terlebih lagi, di perairan selatan terkenal dengan ombaknya dan gelombang yang kuat. “Tentunya kami akan berpikir ulang untuk menggunakan kapal itu karena kondisinya tidak sesuai dengan kondisi perairan di sini,” kata nelayan yang beroperasi di Pantai Ngandong, Tepus ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif