Soloraya
Selasa, 3 Mei 2016 - 14:42 WIB

WNI DISANDERA ABU SAYYAF : Ngaku Tak Kapok Melaut, Ini Kisah Bayu Saat Disandera

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sutomo, 48, warga Dukuh Miliran, RT 001/RW 003, Desa Mendak, Delanggu menunjukkan foto putranya, Bayu Oktavianto, 22, yang menjadi salah satu awak kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Foto diambil Selasa (29/3/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

WNI disandera Abu Sayyaf telah dibebaskan termasuk warga Klaten, Bayu Oktaviano.

Solopos.com, BOYOLALI — Salah satu anak buah kamal (ABK) Tug Boat Brahma 12, Bayu Oktavianto, yang telah dibebaskan dari kelompok Abu Sayyaf tiba di Bandara Adi Soemarmo menggunakan pesawat Lion Air pada Selasa (3/5/2016) pagi pukul 09.43 WIB. Setibanya di rumah, Bayu akan melakukan ritual buang sial.

Advertisement

Bayu berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat dengan nomor penerbangan JT 536 rute Jakarta-Solo didampingin sang ayah, Sutomo. Setibanya di Bandara Adi Soemarmo, Bayu disambut oleh ibu, Rahayu dan kerabat. Rahayu terlihat langsung memeluk sang buah hati begitu keluar dari pintu kedatangan domestik.

Laki-laki kelahiran 16 Oktober 1993 ini mengaku senang bisa kembali ke Tanah Air. Bayu mengatakan selama disandera perlakuan yang diterima cukup naik.

“Perlakuannya sama seperti mereka [kelompok Abu Sayyaf], kalau mereka makan, kami juga dikasih makan kalau mereka tidur di tanah, kami juga tidur di tanah,” ujarnya saat ditemui wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Selasa (3/5/2016).

Advertisement

Namun Bayu mengaku tidak mengetahui bagaimana proses penyelamatannya. “Kami [ABK yang disandera] tidak tahu proses pembebasan karena langsung diantar ke pulau lain kemudian diantar ke rumah Gubernur,” jelasnya singkat.

Walaupun mengalami insiden penyanderaan di Filipina, Bayu mengaku tidak kapok untuk kembali melaut. Hal ini karena menjadi ABK merupakan pekerjaan.

“Enggak kapok tapi ini mau istirahat dulu,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, Rahayu menyampaikan akan menggelar syukuran dan pengajian pada Selasa malam. Namun siangnya, Bayu akan dimandikan di Kali Pusur untuk ritual buang sial. Dia mengatakan ritual mandi ini merupakan masukan dari tetua desa setempat.

Rombongan Bayu dan keluarga kemudian dikawal oleh aparat dari Polsek Delanggu yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Delanggu. Sekitar pukul 10.00 WIB, Bayu dan keluarga meninggalkan bandara menuju ke tempat tinggal orang tuanya di Miliran, Delanggu, Klaten.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif